Surabaya - Produsen jamu dan minuman kesehatan PT Jamu Iboe Jaya siap memperluas pasar bisnisnya di Indonesia dengan menerapkan sistem waralaba (franchise) sehingga dapat menjangkau daerah pelosok Tanah Air. "Kami selalu berinovasi dalam berbisnis sehingga usaha ini kian berkembang," kata Manajer Pemasaran PT Jamu Iboe Jaya, Hendrikus Johan S, di Surabaya, Jumat. Oleh karena itu, pihaknya tidak ingin berhenti berusaha hanya dengan membuka gerai sendiri. Akan tetapi berupaya memasarkan konsep bisnisnya secara waralaba. "Tentunya dengan sistem 'profit sharing'," ujarnya. Namun, pengembangan bisnisnya dengan sistem waralaba baru akan dilakukan pada tahun 2013 mengingat saat ini perlu mematangkan konsep tersebut. Biaya "franchise" ditargetkan hanya sekitar Rp9 jutaan. "Walau demikian, sesuai penyebaran gerai yang ada kini omzet per bulan kami bisa mencapai hingga Rp40 juta. Untuk itu, kami yakin sistem waralaba sangat digemari," katanya. Terkait inovasi lain yang dilakukan, tambah dia, saat ini pihaknya mulai membidik konsumen dari segmentasi anak muda karena pasar itu sangat potensial bagi pelaku bisnis jamu di Indonesia. Apalagi, kalangan tersebut memiliki tingkat loyalitas pembelian lebih besar dibandingkan konsumen lain. "Namun, hal itu terkendala oleh penilaian masyarakat sehingga selama ini ragam produk jamu identik dengan orang tua," katanya. Di sisi lain, kata dia, sampai sekarang jamu banyak dianggap masyarakat mempunyai rasa pahit sehingga anak muda kurang menyenanginya. Tapi dengan berbagai inovasinya maka mulai semester II/2012 ia percaya dapat membidik anak muda. "Salah satu inovasinya melalui pengenalan Iboe Herbal Bar. Dengan ini kami yakin kalangan muda secara perlahan bisa gemar meminum jamu," katanya. Untuk mengedukasi manfaat jamu terhadap kalangan anak muda di Tanah Air, lanjut dia, dilakukan dengan membuka gerai Iboe Herbal Bar di beberapa lokasi. Bahkan, penyajian jamu di gerai minuman tersebut disajikan dengan praktis seperti memakai gelas yang ditutup "sealed" plastik. "Dengan cara penyajian itu maka jamu tersebut bisa langsung dibawa tanpa harus diminum di tempat seperti kios jamu pada umumnya," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012