Magetan - Kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu yang terjadi selama beberapa hari terakhir kini mulai berkurang dengan dipadamkannya sejumlah area kebakaran meski belum seluruhnya. "Untuk hutan terbakar yang masuk wilayah Kabupaten Ngawi sudah dapat dipadamkan. Saat ini api masih terlihat di lereng gunung yang masuk daerah Kabupaten Magetan," ujar Staf Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Selatan, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds, Rustamaji, di Plaosan, Magetan, Kamis. Menurut dia, hutan lereng Gunung Lawu di wilayah Magetan yang terbakar terjadi di petak 73a BKPH Lawu Selatan, masuk Desa Ngliliran, Kecamatan Panekan. Kebakaran tersebut merupakan rambatan dari wilayah BKPH Lawu Utara masuk wilayah Kabupaten Ngawi. "Hingga Kamis siang, puluhan petugas gabungan masih berada di hutan untuk memadamkan api dan melokalisir agar api tidak menjalar. Kami juga belum dapat memastikan berapa luasan hutan yang terbakar karena masih fokus pada kegiatan memadamkan api," kata Rustamaji. Petugas gabungan yang dilibatkan mencapai sekitar 66 orang. Tim gabungan ini berasal dari Perhutani yang dibantu oleh TNI/Polri, warga LMDH, dan relawan yang berasal dari komunitas pecinta alam "Anak Gunung Lawu". "Kami berkejaran dengan api yang terus bergerak. Untuk mencegah api tersebut menjalar, kami telah membuat ilaran atau parit pemisah," kata dia. Ilaran yang dibuat tersebut memiliki lebar sekitar empat meter dan panjang sesuai dengan panjang hutan yang terbakar. Selain itu, untuk memadamkan api, pihaknya berusaha melakukan "gepyokan" atau memadamkan api dengan cara tradisional. Yakni dengan ranting daun yang dipukul-pukulkan di bagian tanaman yang terbakar. Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara, KPH Lawu Ds, Muhajin, membenarkan jika hutan di wilayah lereng Gungung Lawu di Kabupaten Ngawi yang terbakar sudah dapat dipadamkan. "Kebakaran hutan di sejumlah RPH BKPH Lawu Utara yang masuk wilayah Ngawi sudah dapat dipadamkan pada Rabu (26/9) malam sekitar pukul 23.30 WIB. Sebanyak 525 petugas gabungan dilibatkan untuk memadamkan api tersebut," ujar Muhajin. Meski sudah padam, namun puluhan anggota gabungan dari Perhutani, TNI/Polri, warga LMDH, dan relawan masih bersiaga di pos pantau guna mengantisipasi kebakaran lagi. Sesuai hasil dari penyisiran dan penyelidikan petugas Perhutani, kebakaran hutan diduga dipicu oleh aktivitas pembuatan arang yang dilakukan warga. Petugas gabungan menemukan lubang sisa pembakaran pembuatan arang di lokasi awal kebakaran, yakni di petak 19 RPH Banjaran, BKPH Lawu Utara, KPH Lawu Ds, masuk Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Sementara, data Humas Perhutani KPH Lawu Ds mencatat, kebakaran besar pernah terjadi di kawasan hutan Gunung Lawu, di antaranya tahun 2002, 2006, dan 2009. Kebakaran hutan tahun 2002 mencapai 6.284,24 hektare, tahun 2006 seluas 1.007 hektare, dan tahun 2009 seluas 1.370,7 hektare. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012