Surabaya - Animo sejumlah pengusaha memanfaatkan penyaluran kredit impor dari Bank Ekonomi kian meningkat pada tahun ini karena semakin membaiknya perekonomian nasional. "Peningkatan permintaan menggunakan kredit impor dari bank kami umumnya dilakukan oleh perusahaan manufaktur dan trader. Dari seluruh cabang kami di Tanah Air, peningkatan paling tinggi masih terdapat di cabang Bank Ekonomi di Pulau Jawa dan Sumatera," kata "Head of Global Transaction Banking" PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (Member of HSBC Group), Edwin Rudianto dihubungi dari Surabaya, Senin. Hal tersebut, menurut dia, seiring dengan keinginan Bank Ekonomi untuk selalu meningkatkan portofolio bank dari bisnis pembiayaan perdagangan termasuk ekspor-impor. "Bahkan, selama semester I tahun 2012 terjadi pertumbuhan sangat signifikan di mana kredit impor kami mencatatkan pertumbuhan di atas 50 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2011," ujarnya. Pada semester I/2012, tambah dia, sejumlah komoditas yang memberikan kontribusi besar untuk kredit impor antara lain berupa produk baja dan turunannya. "Lalu, di posisi berikutnya berupa komoditas kimia dan turunannya," katanya. Sementara, ia menargetkan, pada tahun 2012 kinerja penyaluran kredit impornya dapat tumbuh 40 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Keyakinan untuk merealisasi target tersebut dipengaruhi pada semester I/2012 jumlah debitur bank ini semakin bertambah. "Bahkan, ada beberapa debitur yang selama ini telah menerima kredit dari bank kami justru menambah besaran pinjamannya," katanya. Apalagi, kata dia, sampai sekarang pihaknya tidak memberikan batasan nominal kredit yang diajukan karena Bank Ekonomi siap untuk menyalurkan kredit tersebut terhadap seluruh segmentasi. "Contoh, baik kepada kalangan 'Business Banking/Small Medium Enterprise' maupun korporasi," katanya. Selama menyalurkan kredit impor, lanjut dia, pihaknya tidak menemui kendala karena Bank Ekonomi memang fokus untuk bisnis tersebut. "Selain itu, kami tidak menargetkan ada tingkat kredit macet dari bisnis ini mengingat secara karakteristik bisnis ini memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan produk pinjaman konvensional lainnya," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012