Trenggalek - Sejumlah nelayan di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengeluhkan pendangkalan di salah satu kolam labuh sehingga menyebabkan kapal-kapal mereka tak bisa masuk dan melakukan aktivitas perbaikan. "Ada penumpukan pasir dan bebatuan di kanan-kiri muara sehingga alur sungai menyempit. Kapal nelayan tak bisa masuk, kecuali sampan kecil," keluh Suwanto, salah seorang nelayan di Pelabuhan Prigi, Kamis. Hal serupa disampaikan beberapa nelayan lain yang kebetulan kapalnya sedang memerlukan perbaikan. Mereka rata-rata mengeluh karena tak ada tempat untuk melakukan aktivitas doking kapal sebagaimana lazim dilakukan para nelayan ketika kapalnya mengalami kerusakan. Sebelumnya, perbaikan kapal masih bisa mereka lakukan di Muara Cengkrong yang ada di sisi barat Pantai Prigi dan Damas. Namun seiring dilakukannya pembangunan jembatan untuk jalan lintas selatan yang melalui daerah tersebut, kapal-kapal nelayan yang selama ini sandar dan melakukan doking terpaksa harus pindah ke lokasi lain. Selain di Muara Cengkrong selama ini tidak ada tempat yang benar-benar memadai dan nyaman untuk melakukan perbaikan kapal. Di kolam labuh PPN Prigi tidak memungkinkan karena menjadi area lalu-lalang kapal nelayan yang beroperasi melakukan penangkapan ikan secara rutin. Satu-satunya tempat yang bisa digunakan untuk kegiatan doking darurat adalah Muara Ngesrep yang ada di sisi timur Pelabuhan Prigi, namun kondisinya kurang memungkinkan karena telah lama mengalami sedimentasi. "Kami sudah mengusulkan ke pihak kantor pelabuhan supaya dilakukan normalisasi, tapi katanya belum ada anggaran. Padahal nelayan sebenarnya siap jika diizinkan melakukan pengerukan secara swadaya, asal bisa digunakan untuk doking," kata aktivis Kelompok Studi Lingkungan Rimbun Wahana Lestari, Sudarminto. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012