Trenggalek - Masyarakat Trenggalek, Jawa Timur, Minggu, merayakan Lebaran Ketupat dengan membagikan ketupat sayur kepada ribuan warga yang beranjangsana ke daerah tersebut. ANTARA di Trenggalek melaporkan, perayaan Lebaran Ketupat di daerah yang terkenal dengan produksi keripik tempe ini terkonsentrasi di dua tempat, yakni di Kecamatan Durenan dan di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek . Di Kecamatan Durenan, perayaan lebaran ketupat ditandai dengan mengarak ketupat raksasa berukuran 3 8 meter secara gotong-royong oleh puluhan warga keliling Desa Durenan. Usai diarak keliling desa, ketupat raksasa itu selanjutnya dibawa ke mushola setempat untuk didoakan bersama sebelum kemudian "dipurak" diperebutkan warga. "Seremoni arak-arakan kupat ini hanya untuk menandai dimulainya l Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan," ujar ketua panitia pawai ketupat raksasa di Desa Durenan, Kecamatan Durenan, Saiful Rohman. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, puncak perayaan Lebaran Ketupat yang telah berlangsung sejak pagi hingga siang tersebut berlangsung meriah. Tak hanya diramaikan oleh warga Durenan, belasan ribu atau bahkan puluhan ribu dari luar daerah juga tampak antusias berkunjung Kecamatan Durenan, sekedar untuk beranjangsana dan ikut merayakan Lebaran Ketupat. Mereka tidak hanya datang dengan menggunakan sepeda motor ataupun mobil, tetapi tidak sedikit pula yang nekat menumpang pikup maupun truk terbuka agar bisa menikmati puncak Lebaran Ketupat di sanak-saudaranya yang ada/tinggale di Kecamatan Durenan. Para pengunjung yang hadir ke Durenan biasanya tidak segan mampir ke setiap rumah yang menyajikan makanan ketupat secara gratis, meski di antara pengunjung dan tuan rumah tidak saling mengenal. Meski tradisi ini telah berusia 300 tahuh lebih, sejauh ini pemerintah daerah setempat belum mengetahui secara utuh potensi dari Lebaran Ketupat. Bupati Trenggalek, Mulyadi WR kepada ANTARA menyatakan bahwa pihaknya sejauh ini tidak bisa ikut campur dalam pelaksanaan kegiatan Lebaran Ketupat karena acara tersebut sudah menjadi tradisi tahunan masyarakat Durenan maupun Kelutan dengan dana swadaya masing-masing. "Kami hanya bisa memberikan 'support' (dukungan) dalam bentuk pengamanan kegiatan, terutama dalam mengantisipasi risko macet di jalanan," jawabnya. Meski tidak memfasilitasi secara langsung, Mulyadi mengaku bersyukur karena tradisi Lebaran Ketupat tidak hanya berkembang di delapan desa di Kecamatan Durenan, tetapi juga menyebar ke sejumlah daerah lain, termasuk di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012