Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menilai Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama(NU) Jatim telah membantu pemerintah untuk meredam konflik di wilayahnya melalui masukan terhadap peraturan yang ada. "Terima kasih, NU telah membantu untuk mewujudkan Jatim yang aman dan tertib," katanya saat berbicara Buka Puasa Bersama Muspida Jatim dan PWNU serta PCNU se-Jatim di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Senin petang. Pertemuan juga dihadiri Wagub Jatim H Saifullah Yusuf, politisi, para bupati, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori, Kepala Kanwil Kemenag Jatim A Sudjak, dan sejumlah ulama, KH Bashori Alwi (Malang), KH Anwar Mansur (Kediri), KH Sholeh Qosim (Sidoarjo), dan KH Mas Ahmad Subadar (Pasuruan). Menurut dia, bantuan nyata NU Jatim terlihat pada masukan terhadap Pergub tentang Ahmadiyah dan Pergub tentang Aliran Sesat, sehingga aliran yang berbeda dengan mayoritas masyarakat Jatim mampu menahan diri. "Kelompok Ahmadiyah sekarang tinggal di kawasan Aloha, sedangkan aliran sesat juga sudah banyak yang kembali ke jalan yang benar, bahkan kelompok Syiah juga tidak memaksakan cara-cara yang berbenturan," katanya. Dalam pertemuan yang juga dihadiri kelompok non-Muslim itu, Soekarwo menyatakan NU Jatim selalu berada di belakang Gubernur Jatim yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketertiban dan keamanan umum. "Itu langkah yang luar biasa untuk mengatasi konflik yang ada, sehingga tidak meledak seperti di provinsi lain. Keyakinan yang masuk ke Jatim memang tidak boleh menyinggung masyarakat pada umumnya," katanya. Sementara itu, Rois Syuriah PBNU KH Mas Ahmad Subadar dari Pasuruan menegaskan bahwa Ramadhan hendaknya menjadi renungan umat Islam, termasuk warga nahdliyyin. "Ada dua mukjizat yang luar biasa pada bulan Ramadhan yang tidak ada pada bulan yang lain yakni Al Quran dan puasa. Al Quran merupakan mukjizat luar biasa karena Allah SWT menjaga kemurniannya sepanjang masa," katanya. Tidak kalah hebatnya, puasa juga merupakan perintah yang luar biasa, karena puasa itulah yang dapat meningkatkan ketakwaan umat Islam. "Puasa mengajarkan takwa dapat ditingkat dengan menjaga lisan dan farji," katanya. Sementara itu, Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdurrahman Navis Lc MHI menyatakan pentingnya silaturahmi dan ziarah kepada nenek moyang yang sudah meninggal dunia melalui tradisi mudik. "Mudik itu banyak manfaatnya," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012