Malang - Sidang pleno penetapan calon wali kota dan wakil wali kota yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batu, Jawa Timur, diamankan oleh sejumlah penembak jitu (sniper) dan sekitar 400 personel kepolisian serta Brimob. Kapolres Batu AKBP M Sumartono, Selasa, mengemukakan, ketatnya pengamanan tersebut guna mengantisipasi kemungkinan bakal terjadinya kerusuhan pada sidang pleno dengan agenda penetapan para calon wali kota (cawali) dan calon wakil wali kota (cawawali). "Pengamanan dengan melibatkan ratusan personel dan penembak jitu ini akan berlangsung selama dua hari. Tidak hanya kantor KPU saja dijaga ekstra ketat, tapi juga kantor Panwaslu," tegasnya. Sejak kemarin (Selasa, 6/8) para penembak jitu, petugas dari kepolisian dan Brimob berpakaian anti huru hara tersebut sudah diterjunkan, bahkan sejumlah mobil water canon juga sudah disiagakan di beberapa sisi kantor KPU maupun Panwas Kota Batu. Sementara Perwira Pengawas di KPU Batu Kompol Darmono mengatakan, skenario terburuk pun juga sudah diantisipasi petugas. "Jika sampai terjadi chaos, kami sudah menyiapkan kawat berduri," ujarnya. Sidang pleno penetapan Cawali dan Cawawali Kota Batu berpotensi memicu konflik antarpendukung cawali dan cawawali, sebab tidak menutup kemungkinan ada calon yang dicoret karena tidak memenuhi syarat, baik calon yang diusung oleh partai politik maupun perseorangan (inpenden). Saat ini ada lima pasang cawali-cawawali yang sudah mendaftar ke KPU Kota Batu untuk bertarung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang digelar 2 Oktober mendatang. Kelima pasangan cawali-cawawali tersebut adalah Eddy Rumpoko-Punjul Santoso (calon petahana), Suhadi-Suyitno, Gunawan Wirutomo-Soendjojo, Abdul Majid-Kustomo, dan Sugiarto-Solihin (perseorangan). Dari kelima pasangan tersebut, keabsahan ijazah SMP Eddy Rumpoko masih diragukan, sedangkan pasangan Sugiarto-Solihin sesuai verifikasi persyaratan dukungan, tidak memenuhi syarata minimal jumlah dukungan.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012