Magetan - Harga tembakau basah di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada musim panen 2012 anjlok akibat stok yang melimpah dan cuaca yang tidak mendukung. Seorang petani tembakau di Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan Suwarti (56) di Magetan, Senin, mengatakan, saat ini harga tembakau basah di tingkat petani berkisar Rp3.000 sampai dengan Rp3.500 per kilogram. "Padahal pada musim sebelumnya harga daun tembakau basah masih sekitar Rp4.000 per kilogram. Anjloknya harga tembakau ini sudah terjadi dalam sebulan terakhir," ujarnya. Suwarti mengaku, anjloknya harga tersebut membuat petani tembakau di wilayah Kecamatan Palosan, Magetan, mengalami kerugian hingga jutaan Rupiah. Meski demikian petani tak mampu berbuat apa-apa. "Mau bagaimana lagi. Para petani sini sudah tidak bisa berharap dan berbuat banyak," kata dia. Hal yang sama dikeluhkan oleh seorang petani tembakau lainnya di desa setempat, Sukiman. Daun tembakau basah miliknya hanya dibeli dengan harga Rp3.000 per kilogram. "Harga ini turun drastis. Awal Juli lalu, harga di tingkat petani masih berada di kisaran Rp4.500 per kilogram," ujarnya. Menurut dia, anjloknya harga itu karena stok daun tembakau di pasaran sedang melimpah. Selain itu, katanya, cuaca panas namun berangin membuat kualitas tembakau menjadi rendah. Dengan cuaca berangin, daun tembakau yang dipanen cenderung basah. Selain stok yang melimpah dan cuaca yang kurang mendukung, anjloknya harga tembakau juga dipengaruhi oleh polemik rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang tembakau. "Kebijakan itu tidak berpihak pada petani tembakau. Akibat RPP tersebut kini harga jual tembakau terjun bebas di pasaran. Makanya harus dibatalkan agar harga tembakau kembali stabil," kata dia. Para petani tembakau di kawasan Kecamatan Plaosan, Magetan, juga memasang sejumlah spanduk bertuliskan penolakan terhadap RPP Tembakau karena dinilai merugikan petani. Tembakau-tembakau milik petani di kawasan Plaosan, Magetan itu setelah dipanen, selanjutnya akan dijual ke Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012