Surabaya - Universitas Surabaya, Yayasan OWG Belanda, dan PT EduLiga Asia - Belanda menjalin kerja sama untuk merintis pembuatan dan produksi animasi dongeng yang bersifat edukasi untuk siswa pada pendidikan dasar dan menengah. "Ini kerja sama antara kami dari Belanda dengan Balai Pustaka dan Ubaya," kata Direktur PT EduLiga Asia - Belanda, KiLynn Tan, kepada ANTARA di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman dengan Rektor Ubaya Prof Ir Joniarto Parung PhD di kampus setempat, Rabu. Ia menjelaskan bentuk kerja sama riset dan produksi itu tidak hanya digitalisasi dongeng yang mengandung unsur edukasi berupa animasi atau "software" (piranti lunak), namun juga membuat "game" (permainan secara komputerisasi) untuk edukasi. "Dengan begitu anak-anak akan tertarik, karena semuanya berbentuk animasi dan game, sehingga ada suara dan gambar yang bergoyang-goyang, tapi bukan sekadar game atau animasi seperti selama ini, karena semuanya ada unsur edukasi," katanya. Ditanya tentang produksi dari rintisan itu, ia mengatakan riset mungkin akan dilakukan dalam tahun 2012, sehingga produksi animasi dan game berunsur edukasi itu sudah dapat didistribusikan kepada masyarakat pada tahun 2013. "Kerja sama kami dengan Ubaya dan Balai Pustaka berlangsung tiga tahun sejak tahun ini, namun kerja sama kami juga memberi kesempatan mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Ubaya untuk magang di PT EduLiga, baik di Jakarta maupun Belanda," katanya. Ia mengaku tertarik bekerja sama dengan Ubaya, karena Ubaya merupakan perguruan tinggi di Indonesia yang fokus dalam bidang edukasi. "Ini kerja sama kami yang pertama dengan universitas di Indonesia dan kami memilih Ubaya, karena mereka fokus ke edukasi," katanya. Secara terpisah, Rektor Ubaya Prof Ir Joniarto Parung PhD mengatakan PT EduLiga memiliki pengalaman 30 tahunan dalam bidang pembelajaran secara digital dan simulasi secara komputer. "Mereka juga sudah berpengalaman melakukan digitalisasi cerita Indonesia yang dipasarkan di Belanda, karena itu kami menjalin kerja sama untuk diterapkan pada sekolah dasar dan menengah di Indonesia," katanya. Apalagi, anak-anak Indonesia saat ini tidak terlalu suka membaca dan lebih suka "game", sehingga pihaknya akan memasukkan unsur edukasi ke dalam "game" itu, sekaligus menyiapkan animasi dongeng yang mengandung unsur edukasi untuk sekolah-sekolah. "Ke depan, kami akan mengembangkan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tapi saat ini kami masih melakukan riset dan produksi prototipe. Kalau sudah ada bukti, maka kami akan mengembangkan kerja sama itu," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012