Madiun - Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata (Diskoperindagta) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyatakan sebanyak 50 persen dari ratusan koperasi yang ada di wilayahnya tidak aktif akibat kesulitan modal dan buruknya manajemen. "Karena itu, ratusan koperasi yang tidak aktif ini perlu mendapat perhatian dan perbaikan. Hal ini penting mengingat koperasi merupakan tonggak perekonomian di Indonesia," ujar Bupati Madiun Muhtarom kepada wartawan, Rabu. Data Diskoperindagta Kabupaten Madiun mencatat, saat ini jumlah lembaga koperasi di wilayah Kabupaten Madiun mencapai sekitar 665 unit. Jumlah koperasi tersebut meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 585 unit. Dari jumlah sekitar 665 koperasi tersebut, diperkirakan perputaran uang yang ada mencapai Rp400 miliar lebih. Guna mendongkrak koperasi yang tidak aktif, Bupati mengimbau kepada koperasi yang telah berhasil dalam usahanya untuk membagi ilmunya dengan koperasi tidak sehat tersebut. Hal ini agar ratusan koperasi yang mati suri dapat tumbuh dan berkembang seperti koperasi yang lainnya yang telah berhasil. "Selain itu, kini telah ada gerakan dan forum koperasi dari pemerintah. Para petugas dari gerakan tersebut akan turun ke berbagai koperasi yang ada untuk melakukan pendampingan agar koperasi dapat berkembang," ujar Bupati. Ia menambahkan, agar koperasi lebih dikenal oleh masyarakat, pihaknya mengajak para petugas Dinas Koperasi di Kabupaten Madiun untuk andil dalam kegiatan Bakti Sosial Terpadu (BST) yang digelar oleh Pemkab Madiun di sejumlah desanya yang ada secara bergiliran setiap satu bulan sekali. Upaya lain yang dilakukan oleh Pemkab Madiun untuk mendongkrak kegiatan koperasi di wilayahnya adalah pemberian dana bantuan pinjaman lunak bagi koperasi dan UMKM yang telah terdata resmi. Bantuan tersebut bersumber dari APBD setempat dan secara bertahap dari tahun 2008 hingga kini mengalami peningkatan. Adapun dana bantuan pinjaman lunak koperasi dan UMKM pada tahun 2008 mencapai Rp750 juta. Jumlah tersebut meningkat pada tahun 2009 hingga kini yang mencapai Rp1 miliar. Diharapkan, selain menambah modal, bantuan pinjaman lunak tersebut juga bertujuan untuk menghindari adanya ulah rentenir yang dapat merugikan para pelaku usaha dan koperasi yang ada.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012