Magetan - Petugas Satuan Reskrim Kepolisian Resor (Polres) Magetan, Jawa Timur, menangani kasus pembunuhan seorang ibu yang tega membunuh anak kandungnya sendiri. Kepala Satuan Reskrim Polres Magetan AKP Wasno, Kamis mengatakan, kasus pembunuhan tersebut melibatkan Sriatun (35) warga Desa Lemahbang, Kecamatan Bendo, Magetan, yang tega menggorok anaknya sendiri Nayla Ramadani (4) hingga tewas. "Pelaku sudah kami amankan dan akan diperiksa, termasuk dites apakah memang mengalami gangguan jiwa atau tidak. Sebab, sesuai informasi, pelaku mmemiliki gangguan jiwa," ujar AKP Wasno kepada wartawan. Menurut dia, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), korban tewas setelah mengalami luka gorokan di leher bagian belakang atau tengkuk. Saat ditemukan, korban dalam posisi tertelungkup dan Sriatun hanya terdiam, meski menyaksikan anaknya tewas bersimbah darah. Dari lokasi kejadian, polisi berhasil menemukan barang bukti berupa sabit yang digunakan pelaku untuk menggorok korban. barang bukti tersebut akhirnya diamankan berikut sang pelaku. Sementara, Paman Sriatun, Mardiono mengatakan, peristiwa ini pertama kali diketahui oleh suami pelaku, Sujarwo (40). Laki-laki tersebut baru saja pulang bekerja membetulkan rumah tetangganya saat mendapati anaknya telah tewas bersimbah darah. "Sujarwo kaget saat melihat anaknya tertelungkup dengan banyak darah di sekitarnya. Saat itu di rumah memang hanya ada korban dengan ibunya," kata Mardiono. Peristiwa ini langsung menggegerkan warga desa setempat. Perangkat desa yang mendapat laporan akhirnya melapor ke kantor polisi terdekat. Sujarwo tampak menangis histeris mengetahui anak semata wayangnya tewas dibunuh istrinya sendiri. Mardiono menjelaskan, menurut tetangga sekitar, sebelum diketahui tewas tergorok, Nayla sempat menangis dan digendong ibunya. Setelah terdiam, Nayla dibawa masuk ke dalam rumah dan tertidur. Setelah itu, korban diketahui sudah tewas tergorok. Ia menambahkan, pelaku Sriatun memang diketahui mengalami gangguan jiwa sejak remaja. Penyakit itu kadang-kandang kambuh. Meski mengalami gangguan jiwa, Sriatun tidak pernah marah atau melukai orang lain. "Dia cenderung diam dan baru kali ini berbuat aneh. Stresnya itu memang kambuhan dan keturunan dari neneknya," terang Mardiono. Polisi hingga kini masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Termasuk juga memintai keterangan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian.(*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012