Kediri - Seorang penderita penyakit kanker bernama Binti Maslikah (39), warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur, membutuhkan pengobatan medis, namun tidak memiliki biaya yang cukup. Miatin (70), ibunda Binti saat ditemui di rumahnya di Dusun Bumirejo, Desa Krecek, Kamis mengemukakan selama ini anaknya mengandalkan pengobatan alternatif, seperti minum jamu dan ramuan untuk mengobati penyakit kutil yang diderita. "Kami kesulitan membawanya berobat ke dokter. Kami tidak punya biaya," kata Miatin. Ia mengatakan, kondisi kesehatan anaknya semakin turun. Sebenarnya, kutil yang diderita itu sudah ada sejak Binti kelas empat madrasah ibtidaiyah. Awalnya kutil itu terlihat biasa, namun sejak satu setengah tahun terakhir ada benjolan yang membesar di bagian siku kanannya. "Tubuhnya panas, dan kalau seperti itu dia sudah tidak bisa tidur. Saya harus mengelus elus bagian yang sakit, dengan ramuan sampai ia bisa tidur," ucapnya. Abdul Rohman (72), ayahanda Binti, mengaku sempat bingung untuk mengobatkan penyakit anaknya. Ia akhirnya dibantu perangkat desa untuk mencari kartu jaminan kesehatan desa (Jamkesda), karena ia tidak terdaftar sebagai peserta Jamkesmas dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare untuk diperiksa. Ia mengatakan, anaknya memang sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD Pelem, Pare. Bahkan, benjolan di sikunya Binti juga ditusuk dengan jarum. Diketahui, di benjolan itu mengeluarkan cairan berwarna keruh mirip teh. Namun, karena fasilitas alat di rumah sakit itu yang terbatas, mereka merujuk pengobatan Binti dibawa ke RS dr Soetomo Surabaya. Ia mengaku sebenarnya ingin mengobatkan anaknya, namun karena terkendala biaya, hal itu urung dilakukan. Seluruh harta yang dimiliki sudah habis dijual untuk pengobatan Binti dulu. "Kami hanya punya rumah, seluruh ternak sudah dijual," katanya. Binti berharap, sakit yang ia derita bisa segera pulih. Anak pertama dari empat bersaudara itu berharap ada dermawan yang membantu untuk keperluan pengobatan. "Harapannya bisa pulih, kembali normal," kata perempuan yang tidak tamat MI ini. Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat RSUD Pelem Pare, A Raziq mengatakan memang sudah memberikan rujukan ke dr Soetomo Surabaya. Dengan itu, pihak RSUD Pare sudah menyerahkan sepenuhnya pengobatan ke Surabaya. "Ia terkena kanker dan sudah kami memberi rujukan ke Surabaya. Kalau keluarga belum membawanya, itu bukan menjadi tanggungan kami, karena mereka pun sudah tanda tangan untuk dirujuk," kata Raziq. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012