Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Moh Jumhur Hidayat dan Presiden Direktur Lembaga Pendidikan dan Profesi Indonesia Isral Nurdin menandatangani nota kesepahaman (MoU) "Peningkatan Kompetensi Calon TKI dan Kewirausahaan TKI Purna". Penandatanganan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Lembaga Pendidikan dan Profesi Indonesia (LP3I) berlangsung di Kampus LP3I di Jakarta, Selasa. Menurut Jumhur, kerja sama dengan lembaga pendidikan itu bertujuan mendorong dan memfasilitasi kerja sama peningkatan dan kompetensi calon TKI dan kemampuan berwirausaha bagi TKI purna. "MoU ini mendorong adanya 'link', 'match', dan 'trained supply and demand' TKI profesional dan berkualitas," katanya. MoU tersebut mendorong BNP2TKI dan LP3I untuk bersama-sama melakukan pendataan dan pembaruan data mengenai ketersediaan calon TKI formal terampil dana semiterampil di berbagai bidang. Selain itu, menyelenggarakan bursa kerja khusus yang terinegrasi dengan kegiatan promosi BNP2TKI, memfasilitasi penyiapan dukungan biaya peningkatan kompetensi bagi calon TKI dan kewirausahaan bagi TKI purna, dan memonitor TKI purna yang telah dilatih. Seusai penandatanganan MoU itu, Jumhur menyampaikan ceramah umum di hadapan civitas akademika LP3I. Ia menantang para lulusan LP3I bekerja ke luar negeri dan mewujudkan "Indonesia Diaspora" di dunia internasional. Jumhur mengatakan dunia maju saat ini dipenuhi oleh diaspora bangsa-bangsa dari pekerja China, India, Filipina dan Vietnam. Para pekerja asing itu tidak lagi membawa identitas negaranya, tetapi identitas perusahaannya (corporate citizenship). "Hanya bangsa-bangsa yang mengembangkan diaspora menjadi bangsa yang maju. Ke depan konsep bangsa perlahan akan menghilang dan digantikan dengan konsep 'corporate citizenship'. Karena itu, sudah saatnya alumni LP3I memikirkan adanya LP3I 'corporate citizenship' di mancanegara," tuturnya. Di luar negeri, katanya, ada 192 jenis jabatan yang dibutuhkan. BNP2TKI mengharapkan agar LP3I sebagai institusi yang berpengalaman dan memiliki SDM, prasarana serta kurikulum agar bisa bisa menggodok, dan melatih TKI sesuai dengan permintaan dari pengguna di luar negeri. Jumhur menggambarkan, para TKI yang bekerja di pabrik seperti di Korea dan Taiwan selain gajinya yang bagus juga perlindungannya paripurna. Soal kompetensi, Jumhur menegaskan, alumni LP3I tentu harus siap untuk bersaing di mancanegara. Dunia saat ini sudah mengakui kompetensi ahli perminyakan Indonesia dan alumni PT PAL banyak yang diperebutkan di sejumlah negara di Timur Tengah. Dengan bergabung dalam komunitas diaspora Indonesia di luar negeri, alumnui LP3I turut memberi andil melalui kiriman remitansinya bagi kemajuan bangsa dan negara, paparnya. "Yang penting, jangan takut bekerja di luar negeri," katanya, meyakinkan.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012