Kediri - Pemerintah Kota Kediri menganggarkan Rp2 miliar untuk memperbaiki 200 rumah yang masuk kategori miskin, di mana masing-masing rumah mendapatkan alokasi Rp10 juta. "Program bedah rumah dalam rangka rehabilitasi sosial daerah kumuh dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan warga tersebut, dan meningkatkan tingkat kesehatan dengan sanitasi yang lebih baik," kata Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Kediri Kristianto di Kediri, Rabu. Ia mengatakan, anggaran itu diturunkan secara bertahap. Sampai saat ini masih 60 persen rumah yang sudah mendapatkan dana itu dan sudah diperbaiki, sementara sisanya masih belum. Kristianto mengakui sampai saat ini proses perbaikan rumah kumuh di Kota Kediri masih belum tuntas semua. Hal itu disebabkan adanya proses verifikasi terlebih dahulu sebelum bedah rumah itu dilakukan. "Masih harus dilalukan verifikasi untuk data peneerima program bedah rumah itu, dan ini melibatkan sejumlah satuan kerja. Kami harus teliti, karena jumlah rumah yang memang diusulkan untuk diperbaiki melebihi dari jumlah kuota," ucapnya. Ia mengungkapkan, beberapa kriteria rumah yang layak mendapatkan bantuan tersebut memang harus sesuai dengan yang di lapangan. Kriteria itu di antaranya masalah sanitasi yang kurang baik, kondisi rumah yang sudah rusak, tingkat pekerjaan, sampai ekonomi. Pihaknya khawatir, jika gegabah justru menyimpang dari targetan semula, memperbaiki rumah warga yang kumuh. Di mana, seharusnya warga yang tidak perlu mendapatkan perbaikan rumahnya, justru mendapatkan, dan itu tentunya sangat tidak adil. Ia juga mengatakan, jumlah rumah warga yang memerlukan perbaikan di Kota Kediri cukup banyak. Sesuai dengan data, sejak 2009 lalu sampai 2011 ini ada sebanyak 250 unit rumah warga miskin sudah diperbaiki dengan menggunakan dana di program tersebut. Setiap tahun, jumlah rumah yang diperbaiki juga selalu meningkat. Pada 2009 lalu hanya ada 50 unit rumah, pada 2010 juga sama, 50 unit rumah, lalu meningkat pada 2011 lalu dengan 150 unit rumah, dan pada 2012 ini targetannya adalah 200 rumah. Diharapkan, jumlah rumah warga yang memang layak untuk diperbaiki setiap tahun semakin berkurang. Dengan itu, mereka bisa beraktivitas lebih baik lagi dan kondisi kesehatannya juga menjadi lebih baik, karena tinggal di rumah yang sanitasinya lebih baik. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012