Riyadh, ANTARA/Reuters) - Raja Arab Saudi, Ahad (18/6), memimpin acara pemakaman calon pewarisnya, Putra Mahkota Nayef, yang wafat dan memaksanya mencari calon baru pengganti yang mampu menangani masalah pengangguran dalam negeri, persaingan sengit dengan Iran dan kerusuhan di negara tetangga dekat. Masjidil Haram Makkah, tempat paling suci umat Muslim, dipenuhi anggota pemerintah dan keluarga yang memerintah, As-Saud, sementara seorang imam memimpin Shalat Jenazah Pangeran Nayef. Putra Mahkota itu wafat pada Sabtu (16/6). Di antara orang yang berkabung terdapat seorang lelaki yang paling mungkin diangkat sebagai pengganti --Pangeran Salman (76). Ia dipandang sebagai orang yang paling mungkin menjadi penerus pembaruan sosial dan ekonomi Raja Abdullah (89) dibandingkan dengan Pangeran Nayef, yang konservatif. Pengekspor utama minyak dunia itu terlibat persaingan dengan Iran, yang dicurigainya memicu kerusuhan kelompok minoritas Syiah. Mantan perdana menteri Lebanon Saad al-Hariri termasuk di antara pejabat yang melayat jenazah Nayef di bandar udara Jedah. Arab Saudi juga sedang berjuang menangani pengangguran di kalangan generasi muda dan ancaman yang ditimbulkan oleh Al Qaida di Jazirah Arab (AQAP) --yang berpusat di negara tetangganya, Yaman. AQAP telah merencanakan serangan terhadap kerajaan tersebut dan berikrar akan menggulingkan keluar as-Saud, yang berkuasa. Pengangkatan putra mahkota baru diduga takkan mengubah kebijakan kerajaan itu dalam waktu dekat tapi mungkin mempengaruhi jalur pembaruan yang dirintis oleh Raja Abdullah. "Kami berdoa agar Tuhan membantu Raja Abdullah memilih orang yang tepat yang dapat memikul beban tugas ini pada masa sulit yang kami hadapi, baik di tingkat bangsa Arab maupun di kalangan masyarakat Muslim," kata Pangeran Mishaal bin Abdullah bin Turki as-Saud kepada Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin. Pangeran Salman, yang dipandang sebagai tokoh fragmatis dengan pengaruh kuat dalam menyeimbangkan kepentingan keluarga kerayaan dan tokoh agama, diangkat sebagai Menteri Pertahanan tahun lalu. (Uu.C003)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012