PBB, New York (ANTARA/Xinhua-OANA) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Sabtu (16/6), mengatakan ia "sedih saat mengetahui wafatnya hari ini Putra Mahkota Arab Saudi Nayef bin Abdulaziz as-Saud", yang juga adalah Menteri Dalam Negeri dan Wakil Perdana Menteri di Kerajaan tersebut. "Putra Mahkota Nayef mengabdikan hidupnya untuk meningkatkan keamanan Arab Saudi," kata Ban di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, AS, oleh juru bicaranya. "Ia juga memberi sumbangan besar bagi pembentukan Pusat Kontra-Terorisme PBB di Arab Saudi baru-baru ini." Pangeran Nayef dilaporkan meninggal Sabtu di satu rumah sakit Jenewa, Swiss. Putra Mahkota Arab Saudi itu, yang berusia 78 tahun, telah lama sakit dan menerima perawatan medis di Swiss. "Sekretaris Jenderal menyampaikan belasungkawanya kepada Khadamul Haramain, Raja Abdullah bin Abdulaziz as-Saud, dan kepada rakyat Arab Saudi," demikian isi pernyataan tersebut sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad pagi. Pangeran Nayef diangkat sebagai putra mahkota baru oleh Raja Arab Saudi Abdullah pada Oktober lalu, setelah wafatnya putra mahkota sebelumnya Sultan bin Abdulaziz as-Saud. Pangeran Nayef memiliki reputasi sebagai tokoh konservatif bertangan besi yang menentang pembaruan Raja Abdullah dan mengembangkan prasarana keamanan tangguh yang menggilas Al Qaida. Namun ia juga menjebloskan pegiat ke dalam bui. Ia, Raja Abdullah dan Pangeran Salman termasuk di antara hampir 40 putra pendiri Arab Saudi, Raja Abdulaziz ibn Saud --yang mendirikan kerajaan itu pada 1935. Meninggalnya Pangeran Nayef berarti Raja Abdullah (89) harus mengajukan calon pewaris baru dalam waktu sembilan bulan. Menteri Pertahanan Pangeran Salman (76) --yang dipandang sebagai orang yang mungkin jadi calon untuk melanjutkan pembaruan Raja Abdullah-- telah lama dipandang sebagai pangeran paling senior berikut dalam pergantian di Kerajaan itu.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012