Surabaya - Dewan Pendidikan Kota Surabaya menyoroti kebijakan pemkot setempat dengan melakukan pengadaan 120 laptop jenis multy media senilai Rp1 miliar yang akan diberikan kepada sekolah. Wakil Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Isa Anshori, Kamis, mengatakan, pengadaan laptop ini sebenarnya baik untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada di Surabaya, namun yang disayangkan kenapa harus laptop dan tidak komputer saja. "Bukannya saya berpikiran negatif. Namun yang perlu kita cermati, apakah tidak mungkin laptop tersebut yang menggunakan tidak siswa lagi. Sebab, karena laptop ini bisa dibawa kemana-mana, bisa saja laptop ini akan dibawa pulang oleh guru," katanya. Seharusnya, lanjut dia, pengadaan laptop jangan sebanyak itu, melainkan sebagian harus berupa komputer jenis desktop atau komputer meja. "Jadi komputer ini tidak bisa dibawa kemana-mana sehingga kemungkinan dibawa pulang bisa diminalisir. Sedangkan untuk jatah laptop memang masih diperlukan, cukup satu sekolah paling banyak dua unit," katanya. Diketahui pengadaan laptop tersebut sudah dilelang sejak akhir Mei lalu melalui https://lpse.surabaya.go.id. Sedangkan instansi yang bertanggung jawab terkait pengadaan barang tersebut adalah Bagian Perlengkapan Kota Surabaya. Kepala Bagian Perlengkapan Kota Surabaya Noer Oemariyati membenarkan adanya pengadaan laptop sebanyak 120 unit. "Laptop ini untuk kepentingan sekolah. Soal sekolah mana saja yang akan mendapatkan jatah laptop, saya tidak hapal. Yang pasti laptop ini untuk kepentingan sekolah," tegasnya. Sedangkan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya M. Iksan menyatakan jenis laptop yang sekarang dilelang adalah jenis multy media. Direncanakan laptop tersebut diperuntukan bagi sekolah yang memiliki jurusan multy media. "Jadi kemungkinan untuk SMK. Sebab, kegunaan laptop muly media ini untuk mendukung proses belajar mengajar," cetusnya. Disinggung soal sekolah mana saja yang mendapatkan jatah laptop tersebut, Iksan mengatakan tidak hafal soal teknis, termasuk satu sekolah nantinya dijatah berapa unit. "Kalau sol itu saya tidak hafal," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012