Kediri - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Kabupaten Kediri, Jawa Timur, meminta anggotanya untuk menahan diri dan tidak emosi pascakejadian pengeroyokan disertai pembacokan pada dua anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Tulungagung, Minggu (27/5). "Kami sudah mengimbau dan meminta anggota untuk tidak datang ke Tulungagung. Namun, kami juga tidak dapat menghalangi jika ada satu atau dua anggota yang tetap nekat datang," kata Ketua PC GP Ansor Kabupaten Kediri, Agus Tariyadi, di Kediri, Senin malam. Ia mengaku, belum mendapatkan laporan resmi tentang anggotanya yang datang ke Tulungagung memberikan dukungan moril pascakasus pengeroyokan disertai penganiayaan berat tersebut. Namun, ia menegaskan, rasa solidaritas sesama anggota Banser sangat tinggi, hingga jika ada teman yang terluka, maka teman yang lain juga merasa terluka. Pihaknya dengan tegas meminta polisi mengusut tuntas kasus tersebut, sebab hal itu bukan hanya terjadi sekali, melainkan sudah berkali-kali dan sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Ia mencontohkan, kasus yang terjadi di Kabupaten Nganjuk sekitar empat bulan lalu, ketika ada anggota Banser yang sedang latihan, lalu dihajar segerombolan kelompok yang menggunakan atribut berwarna hitam. Bahkan, anggota Banser itu akhirnya meninggal dunia setelah babak belur. Hal demikian juga pernah terjadi di daerah lainnya, seperti di Kabupaten Madiun sampai Kabupaten Jombang. "Kami memercayakan kasus ini ke polisi dan kami minta polisi dengan tegas mengusut kasus ini. Kasus ini bukan hanya sekali terjadi, melainkan sudah seringkali. Polisi harus serius menanganinya," katanya menegaskan. Sebelumnya, sejumlah anggota Banser Kabupaten Tulungagung diserang oleh kelompok massa yang berpakaian hitam setelah mengikuti kegiatan Harlah NU di daerah tersebut pada Minggu (27/5). Anggota Banser itu dengan masih menggunakan seragam, singgah di salah satu pemuka NU di Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Namun, tiba-tiba ada sekitar 100 orang berpakaian hitam langsung menyerang membuat anggota Banser lari ketakutan. Massa memburu anggota itu. Massa bukan hanya merusak rumah warga, melainkan juga melukai dua anggota Banser yaitu Brilian dan Muhammad Rizal. Ratusan anggota Banser Tulungagung sampai malam ini masih berkumpul di Pondok Pesantren Al-Hikmah, Mlaten, Kecamatan Kalangbret, Kabupaten Tulungagung. Mereka bertemu dengan pengasuh pondok KH Hadi Mahfudz, serta Ketua NU Kabupaten Tulungagung Abdul Hakim Mustofa. Menanggapi hal itu, Sekretaris GP Ansor Kabupaten Tulungagung Munir mengaku memang banyak anggotanya yang merasa tidak terima dengan sikap kelompok tersebut. Bahkan, kelompok itu sempat merusak atribut lembaga di Kecamatan Gondang. "Saat ini, kami sedang berusaha untuk meredam situasi," katanya dikonfirmasi lewat sambungan telepon seluler.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012