Tulungagung - Jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Gondang didukung tim buru sergap Polres Tulungagung, menangkap empat oknum anggota perguruan silat yang diidentifikasi terlibat dalam aksi pengeroyokan disertai pembacokan terhadap dua anggota banser setempat, Minggu (27/5). Kapolsek Gondang AKP Sumadi saat dikonfirmasi koresponden ANTARA pada Senin pagi, enggan merinci nama keempat tersangka yang rata-rata masih berusia remaja tersebut. Ia hanya mengungkapkan bahwa proses penangkapan dilakukan secara terpisah di sejumlah titik lokasi yang diduga menjadi tempat pelarian/persembunyian sementara para pelaku. "Begitu mendapat pengaduan dari korban pada Minggu (27/5) sore, kami langsung tugas dengan beberapa anggota kami di lapangan, dibantu satuan pengendalian massa serta unit buru sergap Polres Tulungagung, langsung melakukan penyisiran. Hasilnya tepat pada pukul 20.00 WIB satu per satu pelaku berhasil kami tangkap," bebernya. Kasus pengeroyokan disertai pembacokan menggunakan senjata tajam jenis pedang dan samurai tersebut sempat membuat suasana di Kecamatan Gondang memanas karena melibatkan dua kelompok massa yang sama-sama memiliki nama besar dan basis dukungan kuat. Kondisi yang tidak kondusif tersebut memaksa polisi bersikap ekstra waspada. Apalagi, barusan muda NU yang tergabung dalam warga nahdliyin dan tergabung di dalamnya, santer terdengar menyuarakan ketidakpuasannya pada atas perilaku berlebihan. Kepala Satuan Reserse Kriminal Ajun Komisaris Polisi (AKP) I Dewa Gde Juliana mengatakan insiden pengeroyokan tersebut terjadi Minggu, (27/5) di Desa Wonokromo, Kecamatan Gondang. Kedua korban bernama Brilian dan Muhammad Rizal dibacok oleh lebih dari 100 orang berpakaian hitam saat berada di rumah pengurus Nahdlatul Ulama desa setempat. "Kami belum pastikan apakah mereka perguruan silat atau bukan," kata AKP I Dewa Gde Juliana. Sejumlah saksi mata menyebutkan, korban tengah bersama delapan temannya sesama anggota Banser saat diserbu para pendekar. Akibatnya, mereka kocar-kacir menyelamatkan diri ke dalam rumah. Seperti kesetanan, para penyerbu yang membawa senjata tajam juga melempari rumah dengan batu, merusak perabotan, mendobrak pintu, dan merusak sepeda motor milik anggota Banser yang diparkir di depan rumah. Dikonfirmsi terpisah, Ketua Gerakan Pemuda Anshor Tulungagung Yoyok Mubarok meminta polisi menangkap pelaku penganiayaan secepatnya. Apalagi insiden ini bukan pertama kali menimpa anggotanya. "Polisi harus berani menangkap," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012