Tulungagung - Dinas Kesehatan Tulungagung mengirimkan sejumlah sampel tikus yang diambil sekitar rumah korban meninggal wabah leptospirosis di Desa Picisan, Kecamatan Sendang ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BPTKL) Jawa Timur. Konfirmasi mengenai pengiriman sampel tikus yang diduga menjadi pembawa (carrier) bakteri leptospira tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Gatot Purwanto usai dilakukannya gerakan pembasmian tikus di Kecamatan Sendang, Jumat. "Uji laboratoriun ini penting untuk mengetahui seberapa parah tingkat penyebaran wabah leptospira ini menjangkit pada tikus-tikus yang ada di Tulungagung," jelasnya. Ia berharap, dalam beberapa hari ke depan hasil penelitian di BBTKL Jatim bisa segera diketahui, sehingga intensitas serangan wabah leptospirosis dapat diantisipasi dengan optimal. Pihak dinkes sendiri sejak pertama diketemukan kasus leptospirosis pada salah seorang pasien RSUD dr Iskak asal Desa Picisan, Kecamatan Sendang langsung menaikkan status kedaruratan dari awas menjadi waspada. Penyakit yang tergolong mematikan dan disebabkan bakteri leptospira pada air seni (kencing) tikus itu bahkan dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena selama kurun 20 tahun terakhir tak pernah ditemukan kasus. Tim pengendalian masalah kesehatan di Dinkes Tulungagung hanya sekali kasus leptospirosis pada bulan Januari 2012, di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang. Saat itu, dua sampel tikus juga diambil untuk diteliti di BBTKL Jatim dan hasilnya dinyatakan positif carrier leptospira. Kini, setelah hampir tiga bulan berlalu, ancaman wabah leptospirosis yang sudah mulai meredup mencuat kembali. Seorang korban atas nama Katijan (70) asal Desa Picisan meregang nyawa dan belasan lainnya diduga mengalami gejala awal leptospirosis. Mengantisipasi ledakan kasus yang lebih besar, dinkes bekerja sama dengan dinas pertanian setempat serta warga pada Jumat pagi menggelar gerakan pembasmian tikus di sekitar rumah Katijan di Desa Picisan, Kecamatan Gondang. Tidak dijelaskan berapa puluh tikus berhasil ditangkap. Humas Dinas Pertanian Tulungagung Okky Agusta hanya mengatakan bahwa seluruh tikus yang berhasil digropyok dengan cara pengasapan dan peracunan sebagian besar langsung dibakar. "Sisanya dijadikan sampel untuk diuji di laboratorium apakah tikus-tikus yang ada di sekitar rumah almarhum Bapak Katijan ini memang mengandung bakteri leptospira atau hanya sebagian saja," ujarnya.(*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012