Jakarta - Pengamat energi ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, meminta PT Pertamina (Persero) mempublikasikan data penjualan BBM bersubsidi di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum sebagai bagian transparansi.
"Publik berhak tahu secara pasti berapa premium dan solar yang disalurkan Pertamina dan berapa yang dijual setiap SPBU, karena ini komoditas subsidi yang dibayar dengan pajak rakyat," katanya di Jakarta, Senin.
Menurut dia, data penjualan BBM per SPBU yang jumlahnya hanya 5.000 unit di seluruh Indonesia tersebut bisa dipublikasikan secara berkala di laman resmi Pertamina dan diperbarui setiap dua minggu atau bulannya.
UU APBN Perubahan 2012 menyebutkan, alokasi BBM bersubsidi mencapai 40 juta kiloliter terdiri dari premium 24,4 juta kiloliter, solar 13,9 juta kiloliter, dan minyak tanah 1,7 juta kiloliter.
Dari jumlah tersebut, BBM yang disalurkan melalui SPBU adalah jenis premium dan solar dengan total volume 38,3 juta kiloliter.
Pertamina mendistribusikan lebih dari 99 persen dari kuota premium dan solar bersubsidi sebesar 38,3 juta kiloliter tersebut.
Komaidi mengatakan, dengan data rinci penjualan tersebut, maka akan diketahui jika ada BBM bersubsidi yang tidak sampai SPBU dan diselewengkan ke tempat lain.
Publik juga bisa mengecek apakah ada SPBU yang penjualannya tinggi, namun tidak sebanding dengan jumlah kendaraannya.
"Mekanisme ini akan menjawab isu-isu negatif yang beredar, termasuk permasalahan 'over kuota' sekarang ini," katanya.
Ke depan, lanjutnya, perlu pula didata penjualan BBM per kendaraan, sehingga akan makin menekan penyalahgunaan komoditas bersubsidi itu.
"Dengan demikian, semua BBM yang dikeluarkan SPBU lah yang dibayar pemerintah melalui pajak rakyat," ujarnya lagi.
Apalagi, tambahnya, jika dibuat sistem seperti yang dilakukan Bank Indonesia (BI) untuk mengawasi transaksi ribuan bank.
"Kalau perbankan yang jumlahnya banyak saja bisa terkoneksi ke sistem BI, maka saya kira Pertamina juga dapat melakukan hal serupa yakni SPBU yang terhubung dengan sistem di Pertamina," ujarnya.
Data Pertamina menyebutkan, realisasi penyaluran BBM bersubsidi periode Januari-April 2012 mencapai 14,1 juta kiloliter atau 107,4 persen terhadap kuota berjalan 13,2 juta kiloliter.
Rinciannya, realisasi penyaluran premium 8,9 juta kiloliter atau 110 persen dari kuota 8,1 juta kiloliter dan solar 4,9 juta kiloliter atau 107 persen dari kuota Pertamina 4,6 juta kiloliter.
Sedang realisasi penyaluran minyak tanah turun seiring program konversi ke LPG yakni hanya 410 ribu kiloliter atau 73,1 persen terhadap kuota.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
Editor : Chandra Hamdani Noer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012