Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Dinas Perhubungan (Dishub) dari wilayah Malang Raya melakukan investigasi sistem rem pada bangkai bus pariwisata yang mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu.
"Ada pemeriksaan gabungan dari KNKT, penguji dari Kota batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang, semua sistem dicek. Awal ini pemeriksaan dari sistem brake atau remnya," kata Penguji Kendaraan Bermotor Dishub Kota Batu Heri Purwanto di Mapolres Batu, Jumat,
Pada komponen pengereman, kata dia, salah satu yang diteliti adalah mengenai tekanan angin, sebab bus tersebut menggunakan sistem pengereman udara atau air brake system.
"Kami lihat kondisi tekanan angin dulu, terus fisik, kampas, dan ketebalan, kondisinya bagaimana," ujarnya.
Selain komponen sistem, tim gabungan juga akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen untuk memastikan kelengkapan administrasi dan perizinan milik bus bernomor polisi DK-7942-GB itu.
Heri menjelaskan seluruh temuan di dalam tahapan pengecekan kendaraan ini akan dikumpulkan dan dibahas bersama-sama guna menyimpulkan pemicu terjadinya peristiwa kecelakaan bus di Kota Batu, pada Rabu (8/1) malam.
"Kami belum bisa menentukan (kesimpulan penyebab kecelakaan), hasilnya kan juga ada dari KNKT," ucapnya.
Sebagaimana yang diketahui, peristiwa kecelakaan bus tersebut menyebabkan 10 orang menderita luka-luka dan empat lainnya tewas. Pada insiden itu juga mengakibatkan 12 kendaraan bermotor mengalami kerusakan.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Ditlantas Polda Jawa Timur bersama Polres Batu diketahui terdapat tujuh titik tabrakan sepanjang 2,3 kilometer, mulai dari Jalan Imam Bonjol hingga Jalan Patimura.
Dugaan awal, kecelakaan tersebut dikarenakan ada kegagalan sistem pengereman bus.
Akibatnya, ketika melaju di Jalan Imam Bonjol yang memiliki elevasi sekitar lima hingga tujuh derajat bus tersebut berjalan tidak terkendali dan menabrak kendaraan di depannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025