Tahun 2024 menjadi tahun luar biasa bagi Jannik Sinner dengan petenis Italia itu meraih delapan gelar ATP Tour, termasuk dua Grand Slam pertamanya dan ATP Finals, juga mengakhiri musim sebagai petenis peringkat satu dunia.

Hal itu menjadikan Sinner sebagai petenis yang berbeda ketika memasuki Australian Open karena berstatus juara bertahan. Di sisi lain, Novak Djokovic sebagai juara 10 kali di Melbourne Park akan berusaha untuk memperpanjang total kemenangannya.

Sinner kembali ke Melbourne Park 12 bulan setelah memenangi gelar Grand Slam pertamanya. Dikutip dari laman resmi Australian Open, Rabu, di Rod Laver Arena tahun lalu, Sinner mengalahkan Daniil Medvedev dalam final, bangkit dari ketertinggalan dua set untuk menang 3-6 3-6 6-4 6-4 6-3 dalam pertandingan yang sangat bergengsi.

Baca juga: Aryna Sabalenka mengaku nyaris tinggalkan tenis

Pada usia 22 tahun dan 165 hari, Sinner menjadi petenis termuda kedua di Era Open yang memenangi final Grand Slam dari ketertinggalan dua set, setelah Bjorn Borg yang memenangi French Open 1974 saat ia baru berusia 18 tahun.

Di semifinal, Sinner mengalahkan Djokovic 6-1 6-2 6-7(6) 6-3, menjadi petenis Italia pertama yang mengalahkan petenis peringkat teratas ATP di turnamen major.

Ia juga menjadi pemain pertama yang mengalahkan Djokovic dalam pertandingan Grand Slam tanpa menghadapi setidaknya satu break point.

Sinner adalah pemain termuda yang meraih kemenangan beruntun atas lawan-lawan lima besar ATP di perempat final, semifinal, dan final Grand Slam.

Keberhasilan Australian Open tahun lalu menjadikannya sebagai orang ketiga Italia yang memenangi turnamen major, setelah juara French Open Nicola Pietrangeli dan Adriano Panatta.

Kesuksesan di Melbourne memicu musim Sinner yang luar biasa. Ia kemudian menjadi petenis kedua di Era Open yang menyelesaikan satu tahun kalender dengan setidaknya satu set yang dimenangi di setiap pertandingannya, setelah Roger Federer pada 2005.

Sinner mencapai setidaknya delapan besar di keempat turnamen major pada 2024, menjadi petenis termuda ketiga – setelah Pete Sampras (1993) dan Rafael Nadal (2008) yang berhasil mencapai perempat final atau lebih jauh di keempat turnamen major dalam satu musim.

Sementara itu, Djokovic saat ini tidak berada di peringkat teratas ATP, dan baru saja mengalami kekalahan mengejutkan dari Reilly Opelka di Brisbane International pada perempat final.

Namun, ia selalu memiliki kekuatan yang tangguh di lapangan yang telah menjadi rumah kedua baginya sepanjang kariernya yang gemilang.

Sinner mengakhiri rekor Djokovic dengan 33 kemenangan di Australian Open tahun lalu.

Tahun lalu pula Nadal dan Andy Murray pensiun. Djokovic telah menunjuk Murray sebagai pelatih untuk turnamen major pertama musim 2025.

Djokovic mengalahkan Murray dalam empat final Australian Open, berharap mantan rivalnya itu dapat memberi saran dan masukan untuk memperbaiki penampilannya yang ia rasa kurang tahun lalu.

Petenis Serbia itu hanya memenangi satu gelar tahun lalu, perolehan terendahnya sejak tahun pertamanya di tour pada 2005. Namun, kemenangan itu adalah raihan terbesar karena ia mengamankan medali emas Olimpiade pertamanya dengan kemenangan atas Alcaraz di lapangan tanah liat di Roland Garros.

Kemenangan itu membalas kekalahan dari bintang Spanyol itu di final Wimbledon, sementara Sinner kemudian mengalahkan Djokovic dalam pertarungan di Shanghai Masters.

Kemenangannya di Olimpiade membawa Djokovic meraih 72 "gelar besar" -- yang ia raih di Grand Slam, ATP Finals, Olimpiade, dan ATP 1000 Masters. Ia kini telah memenangi setiap "gelar besar" yang pernah ada, dan menyelesaikan Golden Slam -- memenangi empat turnamen major.

Djokovic mungkin telah meraih hampir semua gelar, tetapi ia masih memiliki banyak hal untuk diperjuangkan.

Setelah gagal memenangi Grand Slam tahun lalu (menjadikan 2024 musim pertamanya tanpa gelar major sejak 2017), ia tengah berburu rekor Grand Slam satu lagi untuk membuatnya melampaui Margaret Court, dan menjadi petenis tersukses sepanjang masa -- putra maupun putri -- di turnamen major, dengan 25 gelar.

Kemudian, ada daya tarik dari gelar ATP Tour ke-100. Hanya Jimmy Connors (109) dan Roger Federer (102) yang sebelumnya mencapai tonggak sejarah itu. Djokovic hanya terpaut satu poin dari 99 gelar yang telah ia koleksi.

Djokovic telah tampil di final tunggal putra terbanyak di Australian Open di Open Era sebanyak 10 kali, mempertahankan rekor kemenangan yang sempurna di seluruh penampilan tersebut.

Djokovic memiliki rasio kemenangan AO sebesar 91,3 persen, hanya kalah sembilan kali dari 94 pertandingannya.

Apa pun hasil edisi 2025, Djokovic telah mencatatkan pencapaian luar biasa di ajang Australian Open. Namun, masih banyak rekor yang harus dipecahkan sebelum ia mengakhiri kariernya.

Pewarta: Arindra Meodia

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025