Puluhan warga terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu sore.

Hujan deras yang mengguyur sejak pagi hingga sore menyebabkan debit air di Sungai Mayang, Bedadung, dan Sanen meningkat, sehingga mengakibatkan banjir di sejumlah desa di Kecamatan Tempurejo, yakni Desa Sanenrejo, Wonoasri, Curahnongko, dan Curahtakir.

"Kami sudah menyiapkan posko pengungsian untuk warga yang rumahnya terendam banjir dengan ketinggian hampir 1 meter," kata Penanggung Jawab Bencana Puskesmas Curahnongko Ika Retna di Posko Pengungsian Balai Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo.

Menurut dia, petugas mengalami kendala saat melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir karena jumlah perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi korban banjir sangat terbatas.

"Masih banyak lansia, anak-anak, dan ibu-ibu yang butuh dievakuasi karena banjir yang menerjang rumah mereka cukup deras. Bahkan kabarnya ada lansia yang kedinginan dan butuh bantuan untuk segera dievakuasi," katanya.

Ia menjelaskan para pengungsi membutuhkan baju ganti, pampers, selimut, dan makanan siap saji karena sebagian besar warga yang mengungsi tidak membawa apa-apa, bahkan ada pengungsi yang menderita stroke.

Sementara Ketua Baret Rescue Jember David Handoko Seto mengatakan saat ini tim gabungan sedang melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya terdampak banjir cukup tinggi.

"Kami juga membawa perahu karet bermotor untuk membantu BPBD Jember dalam mengevakuasi korban banjir karena ada beberapa lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh perahu karet biasa," ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah cepat bertindak agar masyarakat bisa mendapatkan bantuan segera, termasuk bagi korban banjir yang belum dapat dievakuasi karena derasnya aliran banjir yang menerjang.

Berdasarkan data di posko pengungsian, jumlah warga yang terdampak banjir di Desa Curahtakir sebanyak 236 KK, kemudian di Desa Sanenrejo sebanyak 244 KK, 60 lansia, 50 balita, 10 ibu hamil, dan dua orang difabel.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024