Ratusan warga terdampak banjir di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mulai Senin pagi dipusatkan di lokasi pengungsian Pendopo Agung untuk memudahkan penanganan kedaruratan.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyatakan pihaknya memastikan kebutuhan dasar para pengungsi tercukupi.
"Kita fokuskan di Pendopo Agung agar lebih mudah menangani kedaruratan, termasuk memenuhi kebutuhan dasar mereka," ujar Sugiri, Senin.
Ia menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Sosial (Dinsos), dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi para pengungsi.
Selain itu, pemerintah daerah terus memantau perkembangan banjir yang masih merendam sejumlah wilayah.
“Semua kebutuhan harus segera tercukupi sambil kami terus memantau situasi,” tegasnya.
Berdasarkan laporan sementara, banjir melanda tujuh kecamatan, yakni Sawoo, Sambit, Jetis, Ponorogo, Siman, Balong, dan Mlarak. Di setiap wilayah terdampak telah didirikan posko pengungsian untuk membantu warga.
"Kami masih menunggu data pasti jumlah pengungsi. Petugas telah diperintahkan untuk mendata dan memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi, termasuk di posko-posko wilayah," tambahnya.
Sugiri menjelaskan bahwa banjir kali ini disebabkan oleh jebolnya beberapa tanggul sungai yang tidak mampu menahan debit air akibat hujan deras sejak Minggu siang hingga Senin dini hari. Akibatnya, aliran banjir menyebar dari Kecamatan Sawoo hingga kawasan perkotaan.
“Drainase dan tanggul tidak mampu menahan tingginya debit air. Ini memicu banjir yang meluas hingga ke kota,” jelas Sugiri.
Hingga Senin siang, air di sejumlah wilayah dilaporkan mulai surut, tetapi sebagian warga memilih tetap tinggal di pengungsian karena khawatir dengan cuaca mendung yang mengindikasikan potensi hujan lanjutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024