Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump ke depan akan lebih progresif dalam mendukung pengembangan mineral kritis (critical minerals).
“Saya yakin dengan pemerintahan baru Presiden Trump juga akan lebih progresif terhadap critical minerals. Kita tahu mereka punya Inflation Reduction Act yang akan juga mengatur bahwa barang yang mereka produksi bisa subsidi, otomotif yang mereka produksi bisa subsidi kalau critical minerals-nya tidak dikuasai oleh negara tertentu,” kata Airlangga saat menyampaikan pidato dalam Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu.
Sebagai informasi, Inflation Reduction Act (IRA) merupakan undang-undang AS yang disahkan pada 16 Agustus 2022 lalu, yang mana utamanya mengatur pengurangan inflasi, mendukung transisi energi bersih, dan memperkuat sistem pajak AS.
Dalam IRA, AS memberikan subsidi hanya pada produk-produk yang menggunakan critical minerals yang tidak dikuasai oleh negara tertentu.
Airlangga menilai aturan ini perlu diantisipasi Indonesia. Sebab, hal ini berpotensi membatasi akses Indonesia ke pasar AS untuk produk hilirisasi berbasis mineral, seperti baterai kendaraan listrik.
Dalam hal regulasi pengelolaan critical minerals, Airlangga menyebut Indonesia telah lebih maju dibandingkan negara lain.
“Mereka (AS) baru bikin Inflation Reduction Act itu kira-kira dua tahun yang lalu, sedangkan kita bikin Undang-Undang Minerba itu dari tahun 2009. Jadi kita sudah ahead of America dan juga ahead of Eropean Union. EU juga baru membuat undang-undang terkait dengan critical minerals,” jelasnya.
Lebih lanjut, Airlangga juga mengatakan keberhasilan Indonesia dalam mempercepat hilirisasi telah menarik perhatian dunia. Ia menyoroti langkah strategis Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan Kanada, khususnya melalui penandatanganan Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) dan Nota Kesepahaman (MoU) terkait critical minerals.
Dalam kerja sama itu, Kanada berkomitmen menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan critical minerals. Menko memberikan contoh salah satu perusahaan Kanada, Valley Lister yang tercatat sudah mempekerjakan hampir 15.000 orang di Sulawesi Tengah dengan praktik good mining practice.
Kanada sendiri dinilai dapat menjadi pintu masuk bagi Indonesia ke pasar AS.
“Jadi kita sudah punya platform untuk masuk ke pasar Amerika melalui Kanada, dan Kanada berjanji akan menjadi teman kita, strategic partner kita untuk pengembangan daripada strategic critical minerals,” ujarnya.
Selain menjalin kemitraan dengan Kanada dan AS, Indonesia juga memperluas kerja sama internasional melalui proses aksesi ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan keanggotaan di BRICS.
“Nah oleh karena itu, dalam posisi seperti ini tentunya kita berharap bahwa Indonesia bisa menjadi the center daripada critical minerals dan renewable energy. Indonesia blessed dengan adanya geothermal, dengan adanya hydropower, dengan adanya ocean thermal atau dari ombak di bawah laut.,” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024