Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia Budi Santoso menyatakan pihaknya saat ini fokus untuk memperluas pasar ekspor melalui perjanjian kerja sama perdagangan dengan negara-negara asing.
Budi mengatakan langkah tersebut telah terealisasi yakni salah satunya dengan menyelesaikan rancangan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antara dua negara Indonesia-Kanada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) untuk membuka peluang ekspor menuju Amerika Utara.
"Saat ini Kementerian Perdagangan akan fokus untuk menyelesaikan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antara dua negara untuk memperluas potensi ekspor Indonesia," ujar Budi dalam kegiatan Ekspor Perdana Sepeda E-Bike PT Insera Sena di Sidoarjo, Selasa.
Budi menilai perjanjian Indonesia-Kanada CEPA yang sudah dirampungkan tersebut bisa diresmikan pada awal 2026 sehingga produk-produk unggulan Indonesia bisa menembus pasar Amerika Utara setidaknya pada kuartal pertama 2026.
Ia menjelaskan Kemendag juga sedang mendalami perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antara dua negara (CEPA) dengan Uni Eropa melalui Indonesia-European Union (IEU) CEPA serta Indonesia-Peru CEPA yang ditargetkan akan selesai pada kuartal pertama 2025 dan diresmikan paling lama pada pertengahan 2026.
Dalam kesempatan tersebut, Budi juga menekankan upaya hilirisasi produk dalam negeri Indonesia menjadi perhatian khusus pemerintah Indonesia guna menekan angka impor produk mentah atau komponen dari luar negeri serta meningkatkan nilai ekspor produk dalam negeri.
Budi meminta seluruh elemen baik pemerintah maupun pelaku industri untuk mengupayakan penggunaan komponen lokal demi meningkatkan perekonomian negara.
Selain perluasan ekspor, ada dua program kerja utama lain yang menjadi fokus Kemendag untuk meningkatkan perekonomian.
Kedua program tersebut merupakan pengamanan pasar dalam negeri serta peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga mampu menembus pasar internasional.
Budi menjelaskan bahwa pasar dalam negeri Indonesia memiliki nilai yang sangat besar sehingga perlu adanya penguatan daya saing dari produk dalam negeri agar masyarakat lebih memilih untuk menggunakan produk lokal serta pengurangan impor produk asing yang mampu menekan ketergantungan masyarakat terhadap produk asing..
Kemendag juga mendorong UMKM untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar melalui metode kemitraan sehingga produk-produk UMKM tersebut mampu berkembang dan menembus pasar internasional.
Selain itu Budi menjelaskan bahwa saat ini Indonesia telah memiliki lebih dari 40 Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang merupakan kantor perwakilan Kementerian Perdagangan untuk urusan promosi produk dalam negeri yang tersebar di seluruh dunia.
Budi menjelaskan bahwa ITPC tersebut bisa dimanfaatkan para pelaku industri lokal untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat internasional.
Dalam kesempatan ini Budi menilai PT Insera Sena mampu menjadi contoh positif bagaimana produk dalam negeri yang memiliki kualitas yang baik disertai dengan branding yang kuat mampu menggerakkan konsumen untuk memilih produk lokal dibanding produk impor.
"Kita lihat bagaimana merek sepeda Polygon yang diproduksi PT Insera Sena ini mampu menjadi pilihan utama masyarakat," ujar Budi.
Budi juga menjelaskan melalui ITPC yang tersebar di lebih dari 40 negara tersebut, PT Insera Sena dapat mendalami potensi ekspor yang merupakan unggulan dari PT Insera Sena tersebut.
Chief Executive Officer (CEO) PT Insera Sena Soejanto Widjaja menjelaskan ekspor kali ini merupakan langkah awal PT Insera Sena melalui produk sepeda elektrik (e-bike) Polygon untuk memasuki pasar baterai sepeda elektrik yang menjadi pilihan kendaraan masyarakat di negara maju.
Soejanto menjelaskan bahwa nilai potensi global industri baterai untuk sepeda listrik saat ini berada di angka 50 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp796 miliar.
Hal ini juga merupakan langkah PT Insera Sena untuk hilirisasi komponen baterai sehingga ke depannya PT Insera Sena mampu memproduksi baterai yang tak hanya digunakan untuk e-bike tetapi juga mampu digunakan untuk sumber tenaga konvensional bagi masyarakat.
"Target kami pada 2029 kami mampu membangun pabrik battery-cell sendiri untuk memproduksi baterai yang tak hanya digunakan untuk e-bike tetapi juga bisa digunakan sebagai sumber tenaga bagi kehidupan masyarakat," terang Soejanto.
Soejanto juga menjelaskan bahwa saat ini PT Insera Sena melalui merek sepeda Polygon lebih banyak menjual produk e-bike ke luar negeri dengan prosentase 40 persen produk diekspor ke Amerika Serikat, 40 persen ke negara-negara Eropa, serta 20 persen untuk pasar dalam negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024