Malang - Manajemen Persema selama tiga bulan ini (Januari-Maret) tidak menerima gaji karena karena kondisi keuangan tim berjuluk Laskar Ken Arok itu sedang "kritis".
Manajer Persema Asmuri, Rabu, mengakui, dirinya dan jajaran pengurus lainnya sudah tiga bulan tidak menerima gaji dari konsorsium PT Liga Primer Indonesia Sportindo (LPIS).
"Selain belum menerima hak sebagai pengurus selama tiga bulan, jajaran manajemen tidak jarang juga harus mengeluarkan uang pribadi untuk 'nalangi' biaya operasional tim agar tetap bisa melakoni pertandingan," katanya.
Hanya saja, kata Asmuri, meski harus "kerja bakti" mengurus Persema, dirinya maupun jajaran pengurus lainnya tetap menjalankan tugas masing-masing dengan baik. "Jangankan mogok kerja, protes atas keterlambatan gaji saja tidak kami lakukan," kata Asmuri.
Selain manajemen yang belum menerima gaji selama tiga bulan, bonus kemenangan bagi pemain sejak Januari hingga Maret juga belum dibayarkan. Padahal, nominal bonus yang menjadi hak pemain rata-rata mencapai Rp15,5 juta per pemain.
Asmuri hanya bisa berharap para pemain bisa bersabar, karena diyakininya dalam waktu tidak lama pasti konsorsium akan engucurkan dananya untuk bonus pemain dan gaji jajaran manajemen.
"Saya hanya bisa berharap anggaran dari konsorsium segera turun, sehingga bonus kemenangan bagi pemain dan gaji manajemen juga bisa segera diberikan," ujarnya.
Persema sudah beberapa kali mengalami krisis keuangan, bahkan pada awal musim kompetisi nilai kontrak pemain harus diturunkan hingga 50 persen dari nilai kontrak tahun pertama digelarnya Liga Primer Indonesia (LPI).
Karena diturunkannya nilai kontrak hingga 50 persen tersebut, beberapa pemain asing memilih hengkang dari Laskar Ken Arok dan berlabuh di beberapa klub lain, di antaranya Seme Pierre Patrick yang memilih memperkuat Arema LSI.
Hingga berakhirnya putaran pertama kompetisi LPI 2011-2012, Persema finish di posisi kelima dan 12 kontestan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012