Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpussip) Gresik, melakukan inovasi dalam pengembangan literasi melalui aplikasi digital "Aqudig", yakni akronim dari aquarium digital.

Di aplikasi ini, para pengunjung khususnya anak-anak akan lebih mengenal dunia literasi, khususnya literasi digital.

Anak-anak yang berkunjung akan mewarnai gambar biota laut. Kemudian melakukan scan dan ditampilkan di layar proyektor.  Sehingga, anak-anak yang mengunjungi Perpustakaan di Gresik akan merasa senang karena adanya daya tarik tersebut.

Kepala Disperpusip Gresik, Budi Raharjo, mengatakan inovasi literasi ini, sengaja dibuat untuk menjadi daya tarik masyarakat dalam berkunjung ke Perpustakaan.

Terbukti, sejak Mei aplikasi ini diluncurkan, telah menambah jumlah pengunjung perpustakaan sepanjang tahun 2024, dan tercatat hingga November 2024, ada sekitar 2.090 pengunjung dari berbagai sekolah di Kabupaten Gresik. Mulai jenjang TK hingga SMP.

“Semuanya sangat terkesan dengan inovasi dari Aqudiq. Karena memang tujuannya untuk mengenalkan literasi digital pada anak usia dini,”ucapnya, di Kantor Dinas Perpussip Gresik, Rabu.

Menurut dia, literasi digital dari Aqudiq ini, membawa konsep tema laut. Petugas jaga perpustakaan sudah menyiapkan beberapa gambar ikan kepada para siswa atau anak-anak yang datang. Mereka (anak-anak) bisa mewarnai gambar aneka ikan yang sudah disediakan. Serta menulis nama mereka di gambar yang sudah diwarnai.

“Setelah selesai, gambar selanjutnya discan dan ditampilkan untuk diputarkan  di proyektor ruang perpustakaan anak-anak,” ujarnya.

Dari hasil karyanya itu, anak-anak bisa mengetahui warna, serta merasa senang melihat hasil karyanya di proyektor. Lantaran gambar yang sudah dilukis, bergerak atau berenang di akuarium digital  dalam  laut, seperti di film kartun pada umumnya. Dengan durasi 5 menit dari 8 gambar.

“Ke depannya akan ada template yang baru dari Aqudiq ini," kata Budi.

Salah satunya, inovasi digitalisasi manuskrip kuno tentang sejarah masyarakat Gresik tempo dulu.

“Kami baru saja mendapatkan naskah kuno tulisan latin jawa dari Belanda yang ditulis pada tahun 1912. Dari isi buku bagian depan, sekilas menceritakan tentang Pesarean, yang artinya makam di kawasan Desa Gapurosukolilo. InsyAllah tahun depan kami proses untuk terjemahan dan digitalisasi,” tambahnya.

Dari inovasi ini, kata dia, beberapa sekolah telah banyak yang mengajukan diri untuk berkunjung ke perpustakaan.(*)

Pewarta: Faiz

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024