Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengadakan Pemusatan Latihan Cabang (Puslatcab) bagi 500 atlet seluruh cabang olahraga (cabor), sebagai persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur tahun 2025.
"Puslatcab ini diikuti sekitar 500 atlet usulan dari masing-masing cabor sebagai persiapan awal Porprov Jatim 2025 di Malang," kata wakil ketua Koni Kabupaten Bojonegoro, Tonny Ade Irawan, di Bojonegoro, Jumat.
Dijelaskan Toni, atlet yang mengikuti Puslatcab di GOR SMA Negeri 3 Bojonegoro usulan dari 42 cabor anggota KONI Bojonegoro, mereka akan mengikuti tes awal (pre-test) untuk mengetahui kemampuan atlet yang dilaksanakan Jum'at sampai Minggu.
"Pre-test ini menjadi data awal kondisi atlet diantaranya VO2 MAX, kebugaran dan daya tahan setiap atlet," jelasnya.
Menurut dia, setelah itu para atlet yang mengikuti Puslatcab ini akan ditingkatkan fisik nya oleh pelatih masing-masing cabang olahraga. Pasalnya beberapa waktu lalu para pelatih dari cabor tersebut sudah diberikan pelatihan pelatih fisik.
Setelah itu, lanjut Toni, pada akhir Desember nanti seluruh atlet tersebut akan melakukan post-test dengan materi yang sama. "Sehingga nantinya akan bisa dilihat perbandingan kondisi atlet setelah mengikuti Puslatcab, apakah layak masuk dalam Pemusatan Latihan Kabupaten atau Puslatkab sebagai persiapan akhir menuju Porprov," terang Toni.
Sementara itu koordinator pre-test atlet Puslatcab Koni kabupaten Bojonegoro, Ika Yuliana menambahkan, standar pre test yang dilakukan adalah mengikuti standar tes yang dilakukan di Puslatda atau pemusatan latihan daerah.
Dimana lanjut dia, tes akan dibagi kedalam kelompok olahraga kelincahan dan kecepatan, olahraga bela Diri, olahraga akurasi atau ketepatan, olahraga air serta olahraga taktik atau body builder.
"Untuk olahraga taktik, seperti catur dan e-sport akan dilakukan tes psikologi," imbuh mantan atlet panahan nasional andalan Jawa Timur.
Perempuan kelahiran asli Bojonegoro itu mengungkapkan, setiap atlet akan menjalani tes dalam kurun waktu sekitar dua jam. Sedangkan beberapa tes yang dilakukan diantaranya adalah seperti beep test, flexibilty, hover atau core, russian twist yang masing-masing berbeda untuk atlet putra dan putri.
"Perbedaan tes tersebut memang hanya untuk atlet catur dan e-sport yang ditambah tes psikologi, selain beberapa tes fisik ringan," ungkap Ika Yuliana.
Disampaikan Ika, setidaknya dengan mengetahui kondisi awal fisik masing-masing atlet, Koni Bojonegoro bisa mengetahui perkembangan setelah masuk Puslatcab. Sebab untuk berprestasi menurut dia seorang atlet tentu harus mempunyai fisik yang standar saat turun di sebuah pertandingan.
"Kalau tekniknya bagus, tapi ketahanan fisik nya kurang, tentu di pertandingan hasilnya tidak akan maksimal," kata atlet panahan yang beberapa kali memperkuat Timnas Indonesia di Olimpiade.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024