Dinas Kesehatan Kota Batu, Jawa Timur menerapkan lima pola dalam upaya mencegah merebaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Aditya Prasaja di Kota Batu, Jawa Timur, Senin, mengatakan langkah pertama yang dilakukan, yakni melaksanakan penyelidikan epidemiologi secara masif di wilayah setempat.
 
"Pencegahan DBD di Kota Batu terus dilakukan dengan melakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah kasus untuk mencegah penularan," kata Aditya.

Setelah itu, kata dia, melaksanakan kegiatan penyuluhan guna meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap DBD, salah satunya dengan tanggap membawa pasien yang telah mengalami gejala penyakit tersebut ke puskesmas maupun rumah sakit.

Aditya menyatakan pihaknya juga aktif menyosialisasikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai langkah paling dini mencegah merebaknya DBD dengan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat.

PSN, lanjutnya, merupakan bentuk pencegahan yang murah, mudah, efektif, dan aman.

"Kampanye PSN Serentak yang dilakukan pada Februari dan November adalah salah satu upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan DBD," ujarnya.

Sedangkan, untuk meningkatkan pemahaman para pelajar terhadap bahaya DBD, maka Dinas Kesehatan Kota Batu menggandeng pihak sekolah dalam pelaksanaan sosialisasi.

"Melalui unit kesehatan sekolah (UKS) dilakukan penyuluhan, pemberian poster, serta kegiatan sarasehan pencegahan dan pengendalian DBD. Baru-baru ini kami menyelenggarakannya di sekolah se-Kota Batu," kata dia.

Hingga November 2024 angkanya sebanyak 414 kasus. Sedangkan sepanjang 2023 jumlah kasus DBD berada di 128 kasus.

Ditanya soal gejala DBD di Kota Batu, dia menyebut seseorang yang terjangkit penyakit tersebut mulanya akan mengalami demam mendadak, mual, nyeri sendiri, dan sakit kepala.

"Gejala lanjutan dapat terjadi perdarahan seperti hidung berdarah, gusi berdarah bahkan muntah darah," ucapnya.

Apabila sudah mengalami gejala tersebut, maka masyarakat disarankan untuk segera pergi ke rumah sakit supaya mendapatkan penanganan lebih lanjut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 

"Segera bawa anak atau pasien ke dokter apabila mengalami panas tinggi tiga hari berturut-turut. Riwayat mulai sakit harus disampaikan dengan jujur untuk mencegah keparahan penyakit," tuturnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024