Pasuruan - Para nelayan di pantai Lekok, Pasuruan, Jawa Timur, sudah dua pekan terakhir tidak melaut akibat angin kencang dan gelombang tinggi. "Sudah sekitar dua pekan para nelayan tidak berani melaut," kata Muhammad, salah seorang nelayan Desa Jatirejo, kecamatan Lekok, Jumat. Ia menjelaskan, para nelayan di pantai Lekok sudah selam dua pekan tidak berani melaut untuk mencari ikan karena angin sangat kencang sehingga nelayan memilih tinggal di rumah daripada melaut tapi sangat berisiko. Saat tidak melaut, para nelayan lebih banyak menggunakan waktunya untuk memperbaiki peralatan tangkap maupun perahunya. Hal senada juga diungkapkan Lukman Hakim, nelayan Desa Jatirejo yang lain. Dengan tidak bisa melaut, lanjut Laukman, pendapatan nelayan semakin tidak menentu, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya para nelayan banyak yang terpaksa menghutang. Muhammad maupun Lukman tidak tahu sampai kapan hembusan angin kencang akan berakhir. Lukman mengungkapkan, untuk melaut setiap harinya para nelayan yang melaut dengan menggunakan perahu yang kapasitasnya sekitar 6 nelayan menghabiskan sekitar 20 liter solar dengan harga Rp 4.700,00 per liter. Sedangkan jika beruntung akan mendapatkan ikan sekitar 35 kilogram yang jika dijual laku dengan harga antara Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram. "Namun kadang-kadang juga tidak mendapatkan apa-apa," ungkap Lukman. Untuk membantu para nelayan yang tidak bisa melaut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan membantu 43 ton beras untuk para nelayan di Kecamatan Lekok, Nguling, dan Kraton. "Bantuan ini merupakan program tanggap darurat bagi nelayan yang tidak bisa melaut," kata Nanang Mujilaksono, Kasi Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dinas kelautan dan Perikanan Kabuoaten Pasuruan. Ia menjelaskan, beras bantuan sebanyak 43 ton dibagikan merata masing-masing 10 kilogram per kepala keluarga (KK) untu nelayan di Kecamatan Lekok sebanyak 2.563, di Kecamatan Nguling sebanyak 1.384 KK, dan di Kecaamatan Kraton sebanyak 431 KK. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012