Pasuruan - Sebanyak 413 orang prajurit TNI Angkatan Laut resmi menyandang "baret ungu" sebagai anggota Korps Marinir setelah berhasil menyelesaikan pendidikan selama 6,5 bulan di Komando Pendidikan Marinir Kobangdikal. Upacara penyematan baret ungu kepada 413 prajurit Marinir yang baru tersebut, dilakukan Komandan Pasukan Marinir 1 Surabaya Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari di Pusat Latihan Tempur Marinir, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jatim, Kamis. Hadir dalam upacara pembaretan itu, antara lain Wakil Komandan Kobangdikal Brigjen TNI (Mar) Prang Verry Kunto, Komandan Kodikopsla Laksma TNI Yayat Achmad Hadirat, Wakil Gubernur AAL Laksma TNI Achmad Taufiqoerrochman, dan sejumlah petinggi di lingkungan TNI AL. Sebanyak 24 dari 413 orang prajurit Marinir tersebut adalah Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-58 dan 389 orang prajurit lainnya merupakan siswa Pendidikan Pertama Tamtama TNI AL angkatan ke-31. Komandan Pasmar 1, Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari mengatakan, upacara pembaretan ini merupakan salah satu tradisi yang mengandung makna penting dan bersejarah bagi setiap prajurit Korps Marinir. "Setelah pemakaian baret, seorang prajurit secara sah telah menjadi keluarga besar Korps Marinir dan memiliki kewajiban mutlak untuk berperilaku dan bertindak sesuai landasan moral prajurit Korps marinir," katanya. Ia menambahkan, tradisi pembaretan juga memiliki makna sejarah, yakni bagian dari proses pembentukan karakter prajurit melalui tahapan pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan penanaman nilai-nilai luhur di Kodikmar Kobangdikal. Sementara itu, Komandan Kodikmar Kolonel (Mar) Hasanuddin menambahkan, sebelum berhak mengenakan baret ungu, para prajurit harus mengikuti Pendidikan Komando selama dua bulan terakhir dari total 6,5 bulan pendidikan yang harus dijalani. "Pendidikan Komando wajib hukumnya bagi calon prajurit Korps Marinir. Setelah itu, mereka sah menjadi keluarga besar Korps Marinir dan berhak mengenakan baret Ungu sebagai baret kebangggan Korps Marinir," ujarnya. Ada enam tahapan berat yang harus dijalani calon prajurit selama mengikuti Pendidikan Komando, yakni tahap laut, komando, hutan, gerilya, pelolosan, dan lintas medan. Tahap terakhir lintas medan menjadi yang terberat, karena calon prajurit harus berjalan kaki sejauh 340 km dari Banyuwangi menuju Surabaya dengan memotong empat wilayah pegunungan. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012