Gerakan tanam padi penambahan areal tanam (PAT) yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dengan memanfaatkan irigasi perpipaan bantuan Kementerian Pertanian berdampak positif, sehingga lahan yang kesulitan air dapat ditanami padi.
"Lahan yang selama ini hanya bisa ditanami komak karena sulitnya air, kini sudah bisa ditanami padi dan gebrakan itu disambut dengan sangat antusias oleh petani," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Yahyadi di kabupaten setempat, Kamis.
Menurut dia, program itu bertujuan untuk meningkatkan areal tanam padi di lahan yang sebelumnya hanya ditanami tanaman komak akibat kesulitan air, sehingga dengan irigasi perpipaan, persoalan air dapat teratasi.
"Dengan dukungan dari Kementerian Pertanian, kami berupaya mengedukasi para petani agar dapat memanfaatkan irigasi perpipaan itu untuk meningkatkan hasil pertanian mereka dengan menanam padi," tuturnya.
Ia menjelaskan, Kabupaten Probolinggo telah melampaui target penambahan areal tanam yang ditetapkan oleh Kementan sebesar 1.700 hektare karena kini telah mencapai 2.137 hektare atau sekitar 130 persen dari target yang ditentukan.
"Kami berharap semua petani dapat terlibat, bukan hanya ketua kelompok tani. Itu adalah kesempatan untuk beralih dari tanaman komak yang memiliki nilai ekonomi rendah ke tanaman padi yang lebih menguntungkan," katanya.
Sebelumnya lahan itu dianggap tidak layak untuk ditanami padi, namun dengan adanya irigasi perpipaan, maka petani diharapkan bisa lebih bersemangat dan berpartisipasi aktif untuk memulai menanam padi.
"Kami sampaikan bahwa 1 hektare lahan padi dapat memberikan hasil sekitar Rp80 juta, sehingga kami ingin mengajak petani untuk berfokus pada padi dan dalam waktu singkat, lahan itu dapat berproduksi dengan baik," ujarnya.
Sementara Kepala Desa Pohsangit Tengah Sunarto menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan irigasi perpipaan yang diterima oleh Kelompok Tani Alam Subur IV.
"Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Dengan adanya program itu, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Pohsangit Tengah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Lahan yang selama ini hanya bisa ditanami komak karena sulitnya air, kini sudah bisa ditanami padi dan gebrakan itu disambut dengan sangat antusias oleh petani," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Yahyadi di kabupaten setempat, Kamis.
Menurut dia, program itu bertujuan untuk meningkatkan areal tanam padi di lahan yang sebelumnya hanya ditanami tanaman komak akibat kesulitan air, sehingga dengan irigasi perpipaan, persoalan air dapat teratasi.
"Dengan dukungan dari Kementerian Pertanian, kami berupaya mengedukasi para petani agar dapat memanfaatkan irigasi perpipaan itu untuk meningkatkan hasil pertanian mereka dengan menanam padi," tuturnya.
Ia menjelaskan, Kabupaten Probolinggo telah melampaui target penambahan areal tanam yang ditetapkan oleh Kementan sebesar 1.700 hektare karena kini telah mencapai 2.137 hektare atau sekitar 130 persen dari target yang ditentukan.
"Kami berharap semua petani dapat terlibat, bukan hanya ketua kelompok tani. Itu adalah kesempatan untuk beralih dari tanaman komak yang memiliki nilai ekonomi rendah ke tanaman padi yang lebih menguntungkan," katanya.
Sebelumnya lahan itu dianggap tidak layak untuk ditanami padi, namun dengan adanya irigasi perpipaan, maka petani diharapkan bisa lebih bersemangat dan berpartisipasi aktif untuk memulai menanam padi.
"Kami sampaikan bahwa 1 hektare lahan padi dapat memberikan hasil sekitar Rp80 juta, sehingga kami ingin mengajak petani untuk berfokus pada padi dan dalam waktu singkat, lahan itu dapat berproduksi dengan baik," ujarnya.
Sementara Kepala Desa Pohsangit Tengah Sunarto menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan irigasi perpipaan yang diterima oleh Kelompok Tani Alam Subur IV.
"Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Dengan adanya program itu, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Pohsangit Tengah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024