Bangkalan - Pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) Bendung, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan, Sabtu, sekitar pukul 15:00 WIB berlangsung ricuh. Pendukung calon kepala desa yang kalah membakar ratusan surat suara, yang ada dalam kotak suara. Surat suara tersebut belum sempat dihitung oleh panitia pilkades saat proses penghitungan berlangsung. "Kami tidak mengerti mengapa mereka berbuat anarkis, padahal pelaksanaan pemilihan sudah prosedural," kata anggota pantia pilkades Ahmad Baidi. Pilkades Bendung sendiri diikuti dua calon yakni Romli (incumben) dan Sodik. Adapun jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Desa Bendung sekitar 2.060 orang. Awalnya pelaksanaan pilkades berjalan sebagaimana mestinya. Sejak pagi warga Desa Bandung pergi ke sebuah lapangan setempat yang dijadikan lokasi pencoblosan. "Walau hujan mas, warga disini tetap antusias pergi TPS untuk menyampaikan aspirasi politiknya untuk memilih salah satu calon kepala desa yang bertarung dalam pilkades," terang Baidi. Setelah warga menggunakan hak pilihnya, panitia mulai melakukan penghitungan suara. Pertama proses penghitungan suara berlangsung aman dan tertib, meski hujan terus mengguyur kawasan itu. "Perolehan sementara calon kades yang bernama Romli unggul sekitar 300 suara, dibandingkan Sodik. Sementara surat suara yang belum dihitung tinggal sekitar 200 surat suara. Sebenarnya penghitungan suara hampir selesai," terang Baidi. Akan tetapi secara tiba-tiba ada pendukung dari calon yang diprediksi kalah masuk ke areal panitia, yang melakukan penghitungan. Orang tersebut mengamuk dan langsung membakar surat suara yang belum dihitung. "Panitia dan warga yang menyaksikan langsung lari semua. Mereka takut kena apa-apa, sehingga memilih kabur untuk menyelamatkan diri mereka," ucapnya. Akibat adanya aksi pembakaran tersebut, proses penghitungan suara pilkades Bandung dihentikan. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012