Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Aliyanto memastikan semua penyelenggara pilkada dari berbagai tingkatan di wilayah setempat, mulai tingkat kabupaten hingga desa bersikap netral dan tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon.
"Kami tidak akan berafiliasi dengan pasangan calon mana pun dan jika ada keterlibatan oknum penyelenggara pilkada, silakan laporkan ke KPU Sampang, Bawaslu atau DKPP, kami siap tegas melaksanakan amanah ini," kata Aliyanto di Sampang, Kamis.
Pernyataan Aliyanto itu menanggapi adanya pesan suara berantai di aplikasi WhatsApp yang menyebutkan sebanyak 333 dari 558 orang anggota panitia pemungutan suara (PPS) di Kabupaten Sampang merupakan pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Slamet Junaidi-Ahmad Mahfud (Jimat Sakteh).
Menurut Aliyanto, penyelenggara pilkada bertugas melayani semua pasangan calon sehingga tidak boleh berpihak kepada salah satu pasangan.
Jika ada oknum penyelenggara pilkada yang terbukti mendukung salah satu pasangan calon, ia berjanji akan memberikan sanksi tegas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
"Voice yang banyak beredar di WhatsApp itu memang tidak menyebut lembaga kami, silakan tanya kepada yang bersangkutan kebenaran dan kepastiannya," ujarnya.
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Sampang Suhariyanto menegaskan semua penyelenggara pemilu di Sampang dipastikan netral karena perekrutannya melewati proses seleksi yang ketat.
"Dari hasil seleksi itu kita sudah bisa menentukan mana yang tidak netral. Kami sudah melaksanakan proses seleksi sesuai prosedur dan aturan sehingga integritas penyelenggara betul-betul diutamakan," tuturnya.
"Berkaitan dengan oknum yang mengklaim, itu di luar kewenangan dan koordinasi kita," tambahnya.
Ia juga yakin pesan suara yang menyebutkan mayoritas penyelenggara pilkada di tingkat desa merupakan titipan pasangan calon tertentu bertujuan memperkeruh suasana dan berupaya menciptakan situasi tidak kondusif menjelang pilkada.
"Oleh karena itu, ayo kita sama-sama menjaga situasi di Sampang ini kondusif," ujar Suhariyanto.
Pilkada 2024 di Kabupaten Sampang akan digelar di 1.344 TPS yang tersebar di 180 desa dan enam kelurahan pada 14 kecamatan dengan jumlah pemilih sebanyak 737.832 orang, terdiri atas 369.301 pemilih laki-laki dan 378.248 perempuan.
Ada dua pasangan calon yang berkontestasi, yakni K.H. Muhammad Bin Muafi Zaini-Abdullah Hidayat (Mandat) dengan nomor urut 1 dan Slamet Junaidi-Ahmad Mahfud (Jimad Sakteh) nomor urut 2.
Pasangan Mandat diusung delapan partai politik, yakni Partai Golkar, PPP, PAN, PDIP, Demokrat, PBB, PSI, dan Partai Hanura. Sedangkan pasangan Jimad Sakteh diusung enam partai politik, yakni Partai NasDem, Gerindra, PKB, Gelora, PKS, dan Partai Garuda.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami tidak akan berafiliasi dengan pasangan calon mana pun dan jika ada keterlibatan oknum penyelenggara pilkada, silakan laporkan ke KPU Sampang, Bawaslu atau DKPP, kami siap tegas melaksanakan amanah ini," kata Aliyanto di Sampang, Kamis.
Pernyataan Aliyanto itu menanggapi adanya pesan suara berantai di aplikasi WhatsApp yang menyebutkan sebanyak 333 dari 558 orang anggota panitia pemungutan suara (PPS) di Kabupaten Sampang merupakan pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Slamet Junaidi-Ahmad Mahfud (Jimat Sakteh).
Menurut Aliyanto, penyelenggara pilkada bertugas melayani semua pasangan calon sehingga tidak boleh berpihak kepada salah satu pasangan.
Jika ada oknum penyelenggara pilkada yang terbukti mendukung salah satu pasangan calon, ia berjanji akan memberikan sanksi tegas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
"Voice yang banyak beredar di WhatsApp itu memang tidak menyebut lembaga kami, silakan tanya kepada yang bersangkutan kebenaran dan kepastiannya," ujarnya.
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Sampang Suhariyanto menegaskan semua penyelenggara pemilu di Sampang dipastikan netral karena perekrutannya melewati proses seleksi yang ketat.
"Dari hasil seleksi itu kita sudah bisa menentukan mana yang tidak netral. Kami sudah melaksanakan proses seleksi sesuai prosedur dan aturan sehingga integritas penyelenggara betul-betul diutamakan," tuturnya.
"Berkaitan dengan oknum yang mengklaim, itu di luar kewenangan dan koordinasi kita," tambahnya.
Ia juga yakin pesan suara yang menyebutkan mayoritas penyelenggara pilkada di tingkat desa merupakan titipan pasangan calon tertentu bertujuan memperkeruh suasana dan berupaya menciptakan situasi tidak kondusif menjelang pilkada.
"Oleh karena itu, ayo kita sama-sama menjaga situasi di Sampang ini kondusif," ujar Suhariyanto.
Pilkada 2024 di Kabupaten Sampang akan digelar di 1.344 TPS yang tersebar di 180 desa dan enam kelurahan pada 14 kecamatan dengan jumlah pemilih sebanyak 737.832 orang, terdiri atas 369.301 pemilih laki-laki dan 378.248 perempuan.
Ada dua pasangan calon yang berkontestasi, yakni K.H. Muhammad Bin Muafi Zaini-Abdullah Hidayat (Mandat) dengan nomor urut 1 dan Slamet Junaidi-Ahmad Mahfud (Jimad Sakteh) nomor urut 2.
Pasangan Mandat diusung delapan partai politik, yakni Partai Golkar, PPP, PAN, PDIP, Demokrat, PBB, PSI, dan Partai Hanura. Sedangkan pasangan Jimad Sakteh diusung enam partai politik, yakni Partai NasDem, Gerindra, PKB, Gelora, PKS, dan Partai Garuda.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024