Surabaya - Volume kargo udara melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo mengalami penurunan karena faktor pengalihan pengangkutan kargo dari memakai moda transportasi udara menjadi angkutan darat. "Hal tersebut juga dipengaruhi selisih harga yang sangat jauh antara ongkos angkut menggunakan transportasi udara dengan darat," kata Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Cabang Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sigit Pramudya, di Surabaya, Selasa. Ia mencontohkan, ongkos angkut dengan angkutan udara untuk rute Surabaya-Jakarta bisa mencapai Rp2.000-Rp3.000 perkilogram. "Padahal, dengan menggunakan jasa angkutan darat hanya mengeluarkan dana antara Rp1.000-Rp1.500 perkilogram," ujarnya. Sementara itu, pengangkutan kargo pada bulan Februari 2012 turun antara 10-15 persen dibandingkan volume pada bulan Januari lalu. "Selama Januari 2012, volume pengangkutan barang ke luar Bandara Internasional Juanda sebesar 3.998 ton dan barang masuk sebesar 1.800 ton," katanya. Akan tetapi, tambah dia, pada bulan Februari 2012 angka pengangutan barang keluar Bandara Internasional Juanda menjadi 3.468 ton. "Sementara, total barang yang masuk melalui Juanda turun menjadi 1.688 ton selama bulan Februari 2012," katanya. Faktor lain penurunan volume kargo, kata dia, ikut dipengaruhi libur Imlek yang terjadi pada bulan Februari 2012. "Di sisi lain, selama tahun 2011 volume pengangkutan barang yang ke luar melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya rata-rata mencapai 2.500-2.800 ton per bulan," katanya. Namun, lanjut dia, kinerja pengangkutan barang yang masuk melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya hanya mencapai 1.800-2.300 ton per bulan.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012