Tokoh seni pencak dor atau guru Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia (Gasmi), Mbah Yanto di Kabupaten Kediri, Jatim, mengakui kesulitan membuat perizinan pertunjukan seni bela diri tersebut.

Mbah Yanto di Kediri menyebut, sejak pandemi COVID-19 hingga hari ini, izin pencak dor dinilai cukup sulit, hal itu membuatnya vakum, padahal dulunya rutin digelar. 

“Selama ini terkendala izin. Mulai corona sampai hari ini memang sulit,” kata Mbah Yanto dalam rilis yang diterima, Rabu.

Ia mengatakan kesenian yang juga tradisi bela diri tersebut populer mulai tahun 1960-an, disayangkan jika izin penyelenggaraan sulit.

Ia mengatakan, Gasmi telah melahirkan ribuan pendekar. Mereka berlatih seminggu sekali. Selain diberikan edukasi soal jurus silat,  Gasmi juga mengedepankan akhlak.

Ia berharap, pemerintah mendorong agar kesenian pencak dor diperhatikan dan dilestarikan, dan pemerintah bisa memberikan dukungan materi yang sangat dibutuhkan untuk terus melestarikan budaya bela diri pesantren yang mengedepankan persaudaraan tersebut.

“Harapan kami, khususnya kegiatan pencak dor izinnya tidak dipersulit. Kalau bisa kami minta bantuan anggaran entah itu dari KONI atau apa, sebab selama ini tidak ada dukungan dari pemerintah,” kata Mbah Yanto.(*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024