Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amiroh Canga’an dan cendekiawan muda Nahdliyin Kholili Kholil menyebutkan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa adalah ibu santri Jatim.
Kholil dalam keterangan diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan salah satu upaya monumental Khofifah adalah pemberian 5.683 beasiswa perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri melalui Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) selama masa jabatannya.
"Saya bertemu dengan banyak santri Jawa Timur yang merasa masa depannya lebih cerah berkat beasiswa ini. Bu Khofifah telah memberi mereka kail pancing, bukan hanya ikan. Sebagai insan pesantren, saya pribadi merasa bahwa beliau adalah ibu santri-santri Jawa Timur," kata Gus Kholil.
Tak hanya dalam pendidikan, Khofifah memiliki sejarah yang sangat penting dalam penetapan Hari Santri Nasional.
Pada 2014 bersama dengan Pratikno yang saat itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara, Khofifah turut menyiapkan draf rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo untuk menetapkan Hari Santri Nasional.
Upaya ini lahir dari keyakinan Khofifah bahwa santri dan para ulama terutama Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Khofifah secara mendalam menelusuri bukti sejarah perjuangan NU dan santri dalam melawan penjajah termasuk saat agresi militer di Surabaya.
Bukti sejarah yang ditemukan menunjukkan bahwa pada 22 Oktober 1945, para kiai dan santri mengeluarkan Resolusi Jihad yang menyerukan perjuangan habis-habisan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah. Resolusi ini menjadi dasar penting dalam perlawanan heroik yang puncaknya terjadi dalam Pertempuran Surabaya, 10 November 1945.
Gus Kholil juga menyoroti penampilan impresif Khofifah-Emil dalam debat Pilkada Jatim yang baru saja berlangsung.
Menurutnya, tidak ada satu pun kekhawatiran yang diajukan oleh panelis atau pasangan calon lain terkait kondisi Jawa Timur yang belum disentuh oleh Khofifah selama periode sebelumnya.
Salah satunya adalah upaya memperkuat kohesi sosial dan pendidikan karakter melalui program bantuan operasional untuk Madrasah Diniyah (Madin) dan pesantren.
"Bu Khofifah dan mas Emil dalam debat pilgub kemarin menunjukkan bahwa komitmen untuk memajukan pesantren telah terbukti dalam 5 tahun kepemimpinan dan akan terus dikembangkan. Ini menjadi salah satu fokus utama beliau ke depan jika kembali diberi amanah oleh rakyat Jawa Timur," tambah Gus Kholil.
Dengan sejarah panjang dan capaian yang luar biasa ini, Gus Kholil meyakini bahwa di bawah kepemimpinan Khofifah-Emil, pendidikan santri di Jawa Timur akan semakin maju dan mendunia membawa santri ke kancah global.
Hari Santri Nasional ini menjadi momen penting untuk mengenang kontribusi santri bagi bangsa dan bagaimana sosok Khofifah terus menjaga semangat perjuangan itu hingga kini menjadikannya Ibu Santri Jawa Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kholil dalam keterangan diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan salah satu upaya monumental Khofifah adalah pemberian 5.683 beasiswa perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri melalui Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) selama masa jabatannya.
"Saya bertemu dengan banyak santri Jawa Timur yang merasa masa depannya lebih cerah berkat beasiswa ini. Bu Khofifah telah memberi mereka kail pancing, bukan hanya ikan. Sebagai insan pesantren, saya pribadi merasa bahwa beliau adalah ibu santri-santri Jawa Timur," kata Gus Kholil.
Tak hanya dalam pendidikan, Khofifah memiliki sejarah yang sangat penting dalam penetapan Hari Santri Nasional.
Pada 2014 bersama dengan Pratikno yang saat itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara, Khofifah turut menyiapkan draf rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo untuk menetapkan Hari Santri Nasional.
Upaya ini lahir dari keyakinan Khofifah bahwa santri dan para ulama terutama Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Khofifah secara mendalam menelusuri bukti sejarah perjuangan NU dan santri dalam melawan penjajah termasuk saat agresi militer di Surabaya.
Bukti sejarah yang ditemukan menunjukkan bahwa pada 22 Oktober 1945, para kiai dan santri mengeluarkan Resolusi Jihad yang menyerukan perjuangan habis-habisan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah. Resolusi ini menjadi dasar penting dalam perlawanan heroik yang puncaknya terjadi dalam Pertempuran Surabaya, 10 November 1945.
Gus Kholil juga menyoroti penampilan impresif Khofifah-Emil dalam debat Pilkada Jatim yang baru saja berlangsung.
Menurutnya, tidak ada satu pun kekhawatiran yang diajukan oleh panelis atau pasangan calon lain terkait kondisi Jawa Timur yang belum disentuh oleh Khofifah selama periode sebelumnya.
Salah satunya adalah upaya memperkuat kohesi sosial dan pendidikan karakter melalui program bantuan operasional untuk Madrasah Diniyah (Madin) dan pesantren.
"Bu Khofifah dan mas Emil dalam debat pilgub kemarin menunjukkan bahwa komitmen untuk memajukan pesantren telah terbukti dalam 5 tahun kepemimpinan dan akan terus dikembangkan. Ini menjadi salah satu fokus utama beliau ke depan jika kembali diberi amanah oleh rakyat Jawa Timur," tambah Gus Kholil.
Dengan sejarah panjang dan capaian yang luar biasa ini, Gus Kholil meyakini bahwa di bawah kepemimpinan Khofifah-Emil, pendidikan santri di Jawa Timur akan semakin maju dan mendunia membawa santri ke kancah global.
Hari Santri Nasional ini menjadi momen penting untuk mengenang kontribusi santri bagi bangsa dan bagaimana sosok Khofifah terus menjaga semangat perjuangan itu hingga kini menjadikannya Ibu Santri Jawa Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024