Surabaya - Permintaan masyarakat terhadap pesawat jenis "Twin Otter" tak terpengaruh krisis ekonomi maupun keuangan global karena setiap tahun animo pasar tersebut kian meningkat. "Pertumbuhannya bisa mencapai antara 12-14 persen selama lima tahun terakhir," kata Wakil Direktur Utama Perusahaan Produsen Pesawat "Twin Otter" Viking Air, Rob Mauracher, ditemui saat melakukan demo terbang Pesawat "Twin Otter" Seri 400, di Bandara Internasional Juanda Surabaya, di Sidoarjo, Kamis malam. Menurut dia, indikator peningkatan permintaan pasar "Twin Otter" juga terlihat dari total target pesawat yang diproduksinya setiap tahun. "Contoh, tahun ini kami siap menjual 18 unit. Lalu, tahun 2013 kami targetkan meningkat menjadi 21 unit dan tahun 2014 naik menjadi 24 unit," ujarnya. Khusus di Indonesia, kata dia, pada tahun ini juga memproduksi sebanyak empat unit pesawat bagi maskapai penerbangan Airfast. Sementara, harga jual rata-rata mencapai 6 juta dolar Amerika Serikat per unit. "Ke depan, kami targetkan ada delapan unit yang terjual. Apalagi, kini kami sedang melaksanakan pendekatan lebih lanjut terhadap konsumen lain," katanya. Mengenai potensi penjualan "Twin Otter" di Indonesia, tutur dia, sangat prospektif karena di Tanah Air banyak perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, minyak, dan gas bumi. "Untuk daerahnya, kami optimistis pasar di Kawasan Indonesia Timur sangat membutuhkan pesawat jenis 'Twin Otter' karena sesuai dengan panjang landasan pacu di sana yang lebih pendek dibandingkan di bandara pada umumnya," katanya. Di sisi lain, terkait demo terbang "Twin Otter" Seri 400 di Juanda, tambah dia, satu unit pesawat tersebut merupakan armada yang telah dijual kepada Ok Tedi Development Foundation of Papua New Guinea. "Demo terbang pesawat seharga 6 juta dolar AS tersebut juga dilakukan di Jakarta pada tanggal 27-28 Februari 2012," katanya. Menyikapi hal serupa, Kepala Bagian Perdagangan Kedutaan Besar Kanada, Richard Bale, mengemukakan, pesawat "Twin Otter" sangat sesuai jika dioperasionalkan di Indonesia baik untuk penumpang umum maupun kargo. "Salah satunya untuk pasar penerbangan di Kawasan Indonesia Timur," katanya. Sementara itu, lanjut dia, perjalanan demo terbang "Twin Otter" Seri 400 juga akan berhenti di Kuala Lumpur dan Kota Kinabalu, Malaysia, Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam, dan Manila. "Lalu, pesawat tersebut akan transit melalui Cairns, Australia dan dilanjutkan terbang ke pangkalannya di Papua Nugini," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012