Pj Wali Kota Mojokerto, Jawa Timur Ali Kuncoro mendukung edukasi pengawasan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di kota setempat salah satunya melalui kegiatan Bawaslu Goes to School.
"Pemilih muda memiliki peran penting dalam menjaga integritas demokrasi," katanya dalam rangkaian program Bawaslu Goes to School di Kota Mojokerto, Kamis.
Ia mengemukakan, program ini digelar oleh Bawaslu Kota Mojokerto di berbagai sekolah menengah atas dan universitas di Mojokerto untuk mengedukasi pemilih pemula mengenai pentingnya pengawasan pemilu serta mencegah praktik politik uang dan kampanye hitam.
"Generasi muda kita memiliki peran besar dalam menentukan masa depan bangsa. Dengan memahami hak-hak mereka dan menolak segala bentuk kecurangan, mereka dapat menjaga demokrasi yang bersih dan transparan. Program ini adalah langkah tepat untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang diperlukan," ujar Moh Ali Kuncoro.
Ia menegaskan pentingnya peran pemilih pemula sebagai agen perubahan yang mampu menolak politik uang serta mencegah hoaks dan kampanye hitam yang sering terjadi menjelang pemilu.
Sejumlah sekolah di Kota Mojokerto telah menjadi tuan rumah kegiatan Bawaslu Goes to School diantaranya SMAN 3 yang diikuti oleh 50 peserta, SMAN 2 dengan 100 peserta.
"Pada hari ini Bawaslu mengunjungi dua sekolah sekaligus, yakni SMKN 1 dan SMAN 1 Kota Mojokerto, yang masing-masing diikuti oleh 100 siswa. Program ini akan terus berlanjut di SMK Taman Siswa dan MAN 1 Kota Mojokerto pada Jumat (18/10), dengan total 150 peserta dari kedua sekolah tersebut," katanya.
Rangkaian kegiatan ini menargetkan para siswa SMA dan SMK, dengan tujuan membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya peran pemilih pemula, pengawasan pemilu partisipatif, serta bahaya politik uang dan kampanye hitam. Melalui diskusi dan sesi tanya jawab, para siswa diajak untuk lebih kritis dalam memahami proses demokrasi dan dampak negatif dari praktik curang.
Ketua Bawaslu Kota Mojokerto, Dian Pratmawati, menekankan bahwa generasi muda harus menjadi agen perubahan dalam melawan politik uang.
"Kita turun ke sekolah untuk menekan praktik politik uang. Generasi muda, terutama pemilih pemula, harus menjadi agen perubahan yang mampu melawan politik uang. Selain itu, karena banyaknya penggunaan media sosial, kita juga memberikan edukasi untuk mencegah penyebaran hoaks dan kampanye hitam," katanya.
Program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak siswa menjelang Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024, sehingga pemilih muda Mojokerto dapat berperan aktif dalam menjaga demokrasi yang bersih dan transparan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Pemilih muda memiliki peran penting dalam menjaga integritas demokrasi," katanya dalam rangkaian program Bawaslu Goes to School di Kota Mojokerto, Kamis.
Ia mengemukakan, program ini digelar oleh Bawaslu Kota Mojokerto di berbagai sekolah menengah atas dan universitas di Mojokerto untuk mengedukasi pemilih pemula mengenai pentingnya pengawasan pemilu serta mencegah praktik politik uang dan kampanye hitam.
"Generasi muda kita memiliki peran besar dalam menentukan masa depan bangsa. Dengan memahami hak-hak mereka dan menolak segala bentuk kecurangan, mereka dapat menjaga demokrasi yang bersih dan transparan. Program ini adalah langkah tepat untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang diperlukan," ujar Moh Ali Kuncoro.
Ia menegaskan pentingnya peran pemilih pemula sebagai agen perubahan yang mampu menolak politik uang serta mencegah hoaks dan kampanye hitam yang sering terjadi menjelang pemilu.
Sejumlah sekolah di Kota Mojokerto telah menjadi tuan rumah kegiatan Bawaslu Goes to School diantaranya SMAN 3 yang diikuti oleh 50 peserta, SMAN 2 dengan 100 peserta.
"Pada hari ini Bawaslu mengunjungi dua sekolah sekaligus, yakni SMKN 1 dan SMAN 1 Kota Mojokerto, yang masing-masing diikuti oleh 100 siswa. Program ini akan terus berlanjut di SMK Taman Siswa dan MAN 1 Kota Mojokerto pada Jumat (18/10), dengan total 150 peserta dari kedua sekolah tersebut," katanya.
Rangkaian kegiatan ini menargetkan para siswa SMA dan SMK, dengan tujuan membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya peran pemilih pemula, pengawasan pemilu partisipatif, serta bahaya politik uang dan kampanye hitam. Melalui diskusi dan sesi tanya jawab, para siswa diajak untuk lebih kritis dalam memahami proses demokrasi dan dampak negatif dari praktik curang.
Ketua Bawaslu Kota Mojokerto, Dian Pratmawati, menekankan bahwa generasi muda harus menjadi agen perubahan dalam melawan politik uang.
"Kita turun ke sekolah untuk menekan praktik politik uang. Generasi muda, terutama pemilih pemula, harus menjadi agen perubahan yang mampu melawan politik uang. Selain itu, karena banyaknya penggunaan media sosial, kita juga memberikan edukasi untuk mencegah penyebaran hoaks dan kampanye hitam," katanya.
Program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak siswa menjelang Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024, sehingga pemilih muda Mojokerto dapat berperan aktif dalam menjaga demokrasi yang bersih dan transparan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024