Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok menyatakan bahwa produk-produk premium buatan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki potensi untuk menembus pasar Thailand dan meningkatkan kinerja ekspor dalam negeri.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand dan UNESCAP Rachmat Budiman di Bangkok, Rabu, mengatakan, dalam beberapa kali kesempatan pihaknya telah memberikan fasilitasi gratis kepada pelaku UMKM dalam negeri untuk mengikuti pameran di Thailand.

"Kami berikan kesempatan. Namun, saya menggarisbawahi, UMKM yang dipromosikan adalah yang berkualitas. Kita tidak ingin promosi ini backfire bagi kita," kata Rachmat.

Rachmat menjelaskan, Indonesia sebagai salah sau anggota G20, harus menunjukkan kepada pasar internasional bahwa produk buatan UMKM dalam negeri memiliki kualitas yang baik dan mampu diterima pasar dunia.

Menurut dia, apa yang dilakukan oleh Pemerintah Thailand perlu dicontoh agar pelaku UMKM dalam negeri naik kelas dan mampu menembus pasar di negara yang dijuluki Negeri Gajah Putih itu.

Salah satu hal yang dilakukan oleh Pemerintah Thailand adalah, produk-produk buatan UMKM dengan standard internasional dipamerkan pada pusat-pusat perbelanjaan yang diharapkan mampu menarik minat calon pembeli dari berbagai negara.

"Kita tidak akan tahu itu adalah produk UMKM karena packaging bagus, kualitasnya bagus," katanya.

Ia menambahkan, salah satu produk yang diminati pasar Thailand adalah produk batik. Batik yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan Nonbendawi mampu menarik minat pasar di negara tersebut.

Pada saat memperkenalkan batik buatan pelaku UMKM, lanjutnya, pelaku usaha tersebut berniat memperkenalkan produk batik untuk kelas menengah ke bawah. Namun, Rachmat meminta pelaku UMKM itu untuk memperkenalkan batik kualitas premium.

"Pelaku usaha tidak yakin dengan produk yang mahal. Percaya atau tidak, pada saat UMKM itu membawa produk premium, pada hari pertama, batik dengan harga termahal habis terjual," katanya.

Potensi lain yang terbuka untuk pasar Thailand adalah makanan dan minuman dari para pelaku UMKM dalam negeri. Ia mengingatkan, jika pelaku UMKM ingin menembus pasar Thailand, harus mengutamakan kualitas produk.

Berdasarkan catatan, total perdagangan Indonesia dengan Thailand pada 2023 mencapai 17,47 miliar dollar AS. Sementara pada periode Januari hingga Agustus 2024, tercatat sebesar 11,65 miliar dollar AS.

Ekspor Indonesia pada 2023 sebesar 5,6 miliar dollar AS, dan sebesar 3,7 miliar pada periode Januari hingga Agustus 2024. Impor Indonesia, tercatat mencapai 10,14 miliar dollar AS pada 2023 dan 6,51 miliar pada periode Januari hingga Agustus 2024.

Sejumlah produk yang menyumbang kinerja ekspor Indonesia ke Thailand pada periode tersebut antara lain batu bara, mobil dan kendaraan bermotor, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor, kawat tembaga, roti, kue kering atau biskuit.

Rachmat juga menjelaskan bahwa selain berusaha mempromosikan produk buatan UMKM dalam negeri ke pasar Thailand, pihaknya juga memperkenalkan berbagai potensi investasi di Indonesia termasuk pada sektor perbankan.

"Target utama promosi adalah untuk branding. KBRI juga melakukan forum bisnis untuk memberikan informasi kepada calon investor," katanya.

Salah satu grup perbankan asal Thailand, Kasikorn Bank telah melakukan investasi di Indonesia dengan menguasai 84,55 persen saham PT Bank Maspion Tbk. Bank tersebut didirikan pada 8 Juni 1945.

Dalam kesempatan itu, Senior Vice President Business Development and Partnership Chapter of Kbank Kittichart Petithat mengatakan bahwa Indonesia dinilai memiliki banyak keunggulan yang salah satunya adalah jumlah penduduk yang sangat besar.

"Indonesia punya banyak keunggulan, jumlah penduduk, stabilitas politik dan fundamental yang baik," katanya.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024