Anak muda peserta Diskusi Minutes Meetup #2 mengapresiasi Millenial Job Center (MJC), yang diusung oleh Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, dianggap sebagai langkah strategis dalam menghadapi perubahan lanskap ekonomi dan menurunnya peluang kerja konvensional.

"Program ini relevan dalam menjawab kebutuhan anak muda dalam dunia kerja yang terus berkembang," kata seorang kreator digital Fahmi Adara dalam keterangan diterima di Surabaya, Sabtu.

Menurut Fahmi, Millenial Job Center adalah langkah strategis yang mampu memberikan dampak nyata bagi generasi muda yang tengah menghadapi tantangan gig economy

"Saya sangat mengapresiasi langkah Ibu Khofifah dan Pak Emil. Program ini benar-benar membuka peluang baru bagi milenial dan Gen Z untuk meningkatkan keterampilan sekaligus mendapatkan pekerjaan sesuai dengan tren digital saat ini," ujar Fahmi.

Program yang fokus pada pemberdayaan digital ini tidak hanya menyediakan pelatihan, tetapi juga memberikan akses ke jaringan kerja yang lebih luas. Fahmi menilai bahwa pendekatan ini sangat tepat dalam menghadapi tantangan masa depan, terutama bagi mereka yang baru memasuki dunia kerja. 

Ia juga berharap program ini bisa dijadikan model bagi daerah lain untuk memberdayakan kaum muda, terutama di era di mana teknologi menjadi kunci keberhasilan di banyak sektor. 

Sementara itu, Emil Dardak menyoroti pentingnya MJC dalam membantu UMKM beradaptasi dengan persaingan di era digital. Menurut dia, UMKM menghadapi tantangan berat saat bersaing di marketplace yang penuh dengan produk serupa.

"Kalau produk UMKM masuk ke marketplace, mereka harus punya keunikan yang bisa membuatnya berbeda dari ribuan produk lain. Di sinilah peran fotografer dan desainer untuk membuat produk UMKM lebih menonjol," kata Emil. 

Salah satu contoh sukses yang disebut adalah fotografer Patria Setiawan dari Madiun, yang membantu UMKM meningkatkan daya tarik visual produk mereka.

Selain itu, Emil mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi memungkinkan anak muda menghasilkan karya berkualitas tanpa perlu alat mahal. 

Emil juga menekankan perubahan besar dalam strategi pemasaran. Media sosial dan digital marketing kini membuka peluang bagi UMKM untuk menargetkan audiens dengan biaya yang jauh lebih kecil dibandingkan iklan konvensional. 

“Dengan budget kecil, kita bisa iklankan produk sesuai segmen yang kita mau, misalnya hanya untuk orang di Sidoarjo dengan minat tertentu,” ujar Emil.

Di tengah peluang yang besar, Emil juga memperingatkan bahwa AI (Artificial Intelligence) menjadi tantangan bagi para pekerja kreatif. Menurutnya, para freelancer harus mampu menguasai alat berbasis AI untuk tetap kompetitif di industri. 

“Jika tidak menguasai AI, kalian akan kalah cepat. Orang lain bisa menyelesaikan pekerjaan yang sama dalam waktu lebih singkat dan dengan biaya lebih murah,” kata Emil.

Program MJC sendiri telah melibatkan ribuan talenta freelance dan membantu hampir 10.000 UMKM di Jawa Timur. Emil berharap program ini terus berkembang dengan menghadirkan mentor yang membantu talenta baru mengembangkan portofolio. 
 

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024