Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa sebanyak 1.352 pelaut Indonesia saat ini bekerja di atas kapal-kapal berbendera Panama.

"Kami menginformasikan bahwa saat ini terdapat 1.352 pelaut Indonesia yang bekerja di atas kapal Panama," kata Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Hendri Ginting dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Hendri juga menyampaikan bahwa pelaut asing yang bekerja di kapal berbendera Indonesia tercatat 325 orang, mayoritas berasal dari Panama.
 

Tangkapan layar - Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Hendri Ginting menjadi narasumber pada kegiatan Maritime Forum: Opportunities and Challenges of Maritime Industry: Panama and Indonesia, the Way Forward, yang diselenggarakan secara hybrid oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Panama City bekerja sama dengan Universitas Maritim Panama (UMIP) di Jakarta, Kamis (10/10/2024). ANTARA/HO-Humas Kemenhub

Perhubungan Laut Kemenhub melalui Direktorat Perkapalan dan Kepelautan menghadiri kegiatan Maritime Forum: Opportunities and Challenges of Maritime Industry: Panama and Indonesia, the Way Forward, yang diselenggarakan secara hybrid oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Panama City bekerja sama dengan Universitas Maritim Panama (UMIP).

Hendri sebagai narasumber pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa forum itu sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan maritim antara Indonesia dan Panama.

Menurutnya, dengan mengatasi tantangan bersama dan memanfaatkan kekuatan masing-masing, kedua negara dapat menempa jalan menuju kesejahteraan bersama dan pembangunan maritim yang berkelanjutan.

“Forum maritim ini bukan hanya tentang perdagangan dan pelayaran, tetapi juga tentang pertukaran pengetahuan, inovasi, dan budaya yang memperkuat hubungan kedua negara," ujarnya.

Apalagi selama bertahun-tahun, lanjut Hendri, Indonesia dan Panama telah memiliki Memorandum of Understanding (MoU) sesuai dengan STCW regulasi I/10, di mana adanya saling pengakuan atas pendidikan dan keterampilan pelaut.

Oleh karena itu, dia berharap forum itu dapat mendorong pemahaman, kolaborasi, dan sinergi yang lebih mendalam antara Panama dan Indonesia di bidang maritim.

​​Selain itu, dapat menjadi platform bagi para ahli untuk berbagi wawasan, membahas tantangan, dan mengeksplorasi solusi yang akan berkontribusi pada kemakmuran kedua negara.

"Semangat kolaborasi yang kita bangun telah membuka banyak peluang, bukan hanya untuk pelaut kita, tetapi juga untuk masyarakat di kedua negara," ucapnya.

Dia juga mengajak Panama untuk terus bekerja bersama, mengeksplorasi peluang baru, dan menjadikan MoU yang telah terbangun sebagai model untuk kolaborasi internasional di bidang maritim.

Menurutnya, ada banyak peluang kerja sama antara Indonesia dan Panama. Kedua negara dapat berbagi pengetahuan dan praktik terbaik, menjajaki usaha patungan dalam pengembangan pelabuhan, bekerja sama dalam pendidikan maritim, dan melakukan penelitian kolaboratif dalam teknologi dan konservasi kelautan.

Ke depannya, Kemenhub mengusulkan penetapan tujuan bersama untuk kerja sama maritim, memprioritaskan inisiatif tindakan kolaboratif, menetapkan jadwal yang jelas untuk implementasi, dan terus menjajaki kemungkinan kerja sama di masa mendatang di sektor maritim.

"Bersama-sama, Indonesia dan Panama dapat memimpin dalam inovasi dan kerja sama maritim," kata Hendri.

Forum Maritim ini dilaksanakan secara hybrid, on-site di Auditorium Universitas Maritim Panama (UMIP), Panama City. Peserta hadir dari mahasiswa University of Panama, mahasiswa University of Maritime Panama (UMIP), dosen dan anggota CONADIP (Colegio Nacional de Diplomaticos de Carrera) Panama, CONAGEMAR (Colegio Nacional de Gente de Mar), pejabat dari Panama Maritim Autoritatif (AMP) serta CAMARA Maritima, misi diplomatik di Panama.

Sementara itu, peserta yang hadir daring dari Indonesia berasal dari Asosiasi Pemilik Kapal Nasional (INSA), Maritima Muda Nusantara, mahasiswa Politeknik Maritim Indonesia (Polimarin), STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran-Institut Maritim Indonesia), serta Kementerian Perhubungan.

Pewarta: Muhammad Harianto

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024