Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Kampus Kota Madiun, Jawa Timur mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan mental dengan melakukan kegiatan sastra, seperti menulis dan membaca. 

Dalam kegiatan diskusi berjudul "Healing Fiction : Bahagia Lewat Sastra" di kampus setempat, Wakil Dekan FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Kampus Kota Madiun Agnes Adhani mengatakan bahwa kegiatan sastra seperti menulis dan membaca bisa menjadi alternatif solusi mengatasi permasalahan mental.

"Melalui diskusi ini, kami berharap mahasiswa menyadari bahwa sastra juga bisa menjadi alternatif solusi mengatasi permasalahan mental. Semoga mahasiswa memiliki kebiasaan membaca, termasuk membaca healing fiction, untuk ikut ambil bagian dalam upaya memperhatikan kesehatan mental," ujarnya di Madiun, Jumat.

Narasumber diskusi tersebut Tabitha Lily menyatakan bahwa kegiatan bersastra, baik menulis maupun membaca, dapat menjadi salah satu terapi yang membahagiakan diri.

"Menulis bisa menjadi sarana untuk release atau melepaskan. Salah satu upaya untuk menguraikan kusut permasalahan yang dihadapi adalah dengan menulis atau membaca kalimat-kalimat yang membuat batin berefleksi," kata Tabitha. 

Menurutnya, menulis dan membaca bisa menjadi bagian penting dalam kebahagiaan untuk mengupayakan kesehatan mental seseorang.

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Ardi Wina Saputra menambahkan diskusi Healing Fiction: Bahagia Lewat Sastra digelar dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diperingati setiap 10 Oktober. 

Diskusi tersebut menjadi salah satu rangkaian diskusi rutin yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Kampus Kota Madiun dalam rangka merayakan peringatan Bulan Bahasa setiap bulan Oktober. 

"Tahun ini diskusi kami selenggarakan tentang kesehatan mental dari perspektif sastra dan psikologi untuk merespon Hari Kesehatan Mental karena prihatin dengan isu mental yang dialami oleh mahasiswa," kata Ardi.

Peserta yang hadir berasal dari beragam kalangan, yakni mahasiswa, dosen, dan umum. Dalam diskusi juga terdapat sesi dialog yang dilakukan setelah para pembicara menyampaikan pengalaman dan berbagi pengetahuannya tentang sastra dan kesehatan mental. 

Kegiatan diskusi juga diwarnai dengan pemasangan pita warna hijau di pergelangan tangan para narasumber, panitia, dan peserta yang hadir.

Pita hijau tersebut menjadi simbol yang senantiasa muncul dalam peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia sebagai tanda kesadaran akan kesehatan mental dan perhatian pada orang-orang di sekitar yang sedang mengalami ragam isu mental. 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024