Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur membangun sinergi dengan para penyelenggara pemilu dan aparat penegak hukum di wilayah itu, untuk mewujudkan pelaksanaan Pilkada serentak 2024 di wilayah itu yang aman dan damai.

"MUI berkepentingan agar pesta demokrasi di Sumenep ini berlangsung aman dan damai, karena itu semua demi untuk kemaslahatan bersama," kata Ketua MUI Sumenep KH Moh Shaleh Abdurahman di Sumenep, Kamis.

Ia menekankan pentingnya semua pihak menjaga persatuan di tengah perbedaan pilihan politik.

Menurut Kiai Soleh, hal yang utama dan yang paling pokok untuk diperhatikan adalah persatuan dan kesatuan, serta adanya kebebasan dalam menentukan pilihan dengan menghargai perbedaan.

"Karena itu, saya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat di Sumenep ini untuk tetap menjaga kerukunan, dan mempererat silaturahim," katanya.

Caranya, sambung dia, dengan berlomba-lomba menyajikan program yang terbaik kepada masyarakat, bukan dengan cara saling menghina dan saling menjatuhkan antara satu calon dengan calon lainnya.

Konsep universal dalam ajaran agama Islam, menurut dia, bukan dengan cara saling mencaci dan memojokkan, akan tetapi dengan cara menawarkan program terbaik untuk kebaikan masyarakat.

"Islam mengajarkan 'fastabikul khoirot' atau berlomba-lomba menuju kebaikan," ujarnya.

KH Moh Shaleh menegaskan bahwa Pilkada serentak yang pencoblosan-nya diagendakan 27 November 2024 merupakan momentum demokrasi yang harus dijaga dengan baik.

"Perbedaan pandangan politik adalah hal yang wajar dalam sebuah demokrasi, namun jangan sampai perbedaan ini menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat," katanya, menambahkan.

Selain itu, MUI juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial selama masa kampanye.

"Kami melihat potensi penggunaan media sosial sebagai alat kampanye yang bisa membawa pengaruh positif maupun negatif. Karena itu, kami meminta agar masyarakat berhati-hati dalam menyebarkan informasi, dan menghindari hoaks serta ujaran kebencian," ungkap Kiai Shaleh.

MUI Kabupaten Sumenep juga menyerukan kepada para peserta pilkada, baik pada pasangan calon maupun tim sukses, agar mengedepankan kampanye etis dan bermartabat.

"Kami berharap agar semua pihak yang terlibat dalam Pilkada dapat menjaga etika dan tidak menggunakan cara-cara yang merusak keharmonisan masyarakat," pintanya.

Ia menekankan pentingnya peran tokoh agama dan masyarakat dalam menjaga suasana damai selama proses Pilkada berlangsung.

"Tokoh agama dan masyarakat memiliki peran besar dalam memberikan teladan bagi umat, terutama dalam mengedepankan kerukunan dan perdamaian," tuturnya.

Di Kabupaten Sumenep, pilkada akan digelar di 1.967 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 27 kecamatan daratan dan kepulauan.

Sebanyak dua pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep.

Masing-masing pasangan Achmad Fauzi Wongsojudo-KH. Imam Hasyim, dengan sebutan (Faham) dan pasangan Kiai Ali Fikri-KH. Unais Ali Hisyam (Final).

Pasangan Fauzi-Imam Hasyim (Faham) diusung PDIP, PKB, PAN, Demokrat, Nasdem, PKS, Gerindra, Hanura, PBB dan Golkar, sedangkan pasangan Fikri-Unais (Final) diusung oleh gabungan parpol, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan sejumlah parpol non-parlemen.

Jumlah pemilih untuk pelaksanaan pilkada yang akan digelar 27 November 2024 di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini sebanyak 859.185 orang, dengan perincian, 405.585 orang pemilih laki-laki, dan sebanyak 453.600 sisinya merupakan pemilih perempuan.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024