Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan ancaman dan mitigasi potensi terjadinya gempa bumi megatrust di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
"Wilayah Jawa Timur terdapat beberapa zona sumber gempa aktif yakni sumber gempa di luar zona subduksi (gempa outer rise), subduksi lempeng/megatrust (gempa interplate), zona beniof (gempa intraslab) dan sesar aktif dasar laut-darat (gempa intraplate)," kata Kepala Stasiun Geofisika Malang Ma'muri saat menjadi pembicara dalam acara diskusi terkait potensi megatrust di Jember.
Berdasarkan data BMKG, jumlah gempa di Jawa Timur pada tahun 2023 sebanyak 5.975 gempa dengan rincian gempa bermagnitudo kurang dari 3 sebanyak 4.364, kemudian gempa bermagnitudo 3 hingga 5 sebanyak 1.592 gempa, dan gempa bermagnitudo lebih dari 5 sebanyak 19 gempa.
Kemudian pada Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 5.838 gempa dengan rincian gempa bermagnitudo kurang dari 3 sebanyak 4.113, gempa, kemudian bermagnitudo 3 hingga 5 sebanyak 1.704 dan gempa bumi yang bermagnitudo lebih dari 5 sebanyak 21 gempa.
"Berdasarkan data itu, terjadi aktivitas peningkatan gempa bumi di Jawa Timur dari tahun 2023 ke tahun 2024, sehingga perlu dilakukan mitigasi bencana terhadap potensi megatrust," ujarnya.
Ma'muri menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mewujudkan mitigasi gempa dan tsunami agar masyarakat bisa selamat di antaranya sosialisasi dan edukasi, peringatan dini, peta bahaya dan peta evakuasi, serta struktur bangunan tahan tsunami.
"Faktanya megatrust itu memang ada, tinggal salah satu upaya yang dilakukan BPBD Jember untuk menyamakan persepsi dulu, setelah persepsi sama maka melangkah ke depan untuk mitigasi," katanya.
"Diharapkan nantinya segala persiapan dapat tepat sasaran ketika bencana terjadi secara tiba-tiba. Meskipun kami tidak menginginkan bencana tersebut terjadi, setidaknya memiliki persiapan yang matang untuk menanggulanginya," katanya.
Sementara Kepala BPBD Jember Widodo Julianto mengatakan sebanyak 12 desa pesisir di enam kecamatan di Jember yang memiliki potensi terdampak bencana gempa bumi megatrust yakni Kecamatan Tempurejo, Ambulu, Wuluhan, Puger, Gumukmas, dan Kencong.
"Dari 12 desa itu tercatat jumlah penduduk sebanyak 157, 287 orang, jumlah satuan pendidikan sebanyak 233 lembaga, jumlah pesantren 27 lokasi, dan jumlah masjid sebanyak 100 bangunan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Wilayah Jawa Timur terdapat beberapa zona sumber gempa aktif yakni sumber gempa di luar zona subduksi (gempa outer rise), subduksi lempeng/megatrust (gempa interplate), zona beniof (gempa intraslab) dan sesar aktif dasar laut-darat (gempa intraplate)," kata Kepala Stasiun Geofisika Malang Ma'muri saat menjadi pembicara dalam acara diskusi terkait potensi megatrust di Jember.
Berdasarkan data BMKG, jumlah gempa di Jawa Timur pada tahun 2023 sebanyak 5.975 gempa dengan rincian gempa bermagnitudo kurang dari 3 sebanyak 4.364, kemudian gempa bermagnitudo 3 hingga 5 sebanyak 1.592 gempa, dan gempa bermagnitudo lebih dari 5 sebanyak 19 gempa.
Kemudian pada Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 5.838 gempa dengan rincian gempa bermagnitudo kurang dari 3 sebanyak 4.113, gempa, kemudian bermagnitudo 3 hingga 5 sebanyak 1.704 dan gempa bumi yang bermagnitudo lebih dari 5 sebanyak 21 gempa.
"Berdasarkan data itu, terjadi aktivitas peningkatan gempa bumi di Jawa Timur dari tahun 2023 ke tahun 2024, sehingga perlu dilakukan mitigasi bencana terhadap potensi megatrust," ujarnya.
Ma'muri menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mewujudkan mitigasi gempa dan tsunami agar masyarakat bisa selamat di antaranya sosialisasi dan edukasi, peringatan dini, peta bahaya dan peta evakuasi, serta struktur bangunan tahan tsunami.
"Faktanya megatrust itu memang ada, tinggal salah satu upaya yang dilakukan BPBD Jember untuk menyamakan persepsi dulu, setelah persepsi sama maka melangkah ke depan untuk mitigasi," katanya.
"Diharapkan nantinya segala persiapan dapat tepat sasaran ketika bencana terjadi secara tiba-tiba. Meskipun kami tidak menginginkan bencana tersebut terjadi, setidaknya memiliki persiapan yang matang untuk menanggulanginya," katanya.
Sementara Kepala BPBD Jember Widodo Julianto mengatakan sebanyak 12 desa pesisir di enam kecamatan di Jember yang memiliki potensi terdampak bencana gempa bumi megatrust yakni Kecamatan Tempurejo, Ambulu, Wuluhan, Puger, Gumukmas, dan Kencong.
"Dari 12 desa itu tercatat jumlah penduduk sebanyak 157, 287 orang, jumlah satuan pendidikan sebanyak 233 lembaga, jumlah pesantren 27 lokasi, dan jumlah masjid sebanyak 100 bangunan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024