Pengusaha Heni Sagara menegaskan tetap fokus membangun bisnis yang etis di tengah tudingan sebagai mafia produk perawatan kulit atau skincare yang belakangan ramai diperbincangkan warganet di media sosial.
"Saya tetap tegar dan fokus pada misi utama, yaitu membangun bisnis yang etis dan terus memberi dampak positif bagi masyarakat," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Minggu malam.
Heni menilai berita viral yang menyudutkan dirinya di media sosial melibatkan banyak buzzer terkait persaingan bisnis antara pemilik skincare besar.
Alumnus S1 Farmasi dari Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (2010) dan Profesi Apoteker Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (2012) ini memulai usaha skincare sejak 10 tahun silam.
Melalui perusahaan maklon kosmetik dan farmasi PT Ratansha Purnama Abadi yang didirikannya, Heni tidak hanya memproduksi skincare yang inovatif, tetapi juga membantu jaringan ratusan seller di seluruh Indonesia untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis kecantikan mereka.
Bisnis rintisannya telah menciptakan lapangan pekerjaan, membantu pertumbuhan ekonomi dan mendukung para seller, terutama pelaku usaha kecil dan menengah untuk meraih impian mereka.
Heni mengungkapkan mayoritas seller yang bergabung adalah ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan sehingga dapat membiayai anak-anaknya sekolah.
"Saya bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan transformasi kaum Ibu dan membantu mereka menjadi lebih kuat dan mandiri," ujarnya.
Kesuksesan bisnisnya turut diimbangi dengan sumbangsih sosial kepada masyarakat, seperti membangun beberapa masjid di Jawa Barat demi menyediakan tempat ibadah yang layak bagi komunitas setempat.
Selain itu rutin melakukan kegiatan amal bagi masyarakat kurang mampu, sekaligus memberi edukasi tentang pentingnya kesehatan kulit, sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
"Saya yakin para pelanggan dan seller yang selama ini telah bekerja sama akan terus mendukung dan mempercayai nilai-nilai yang diusung oleh perusahaan," ucap pemilik merek Thera Beauty ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Saya tetap tegar dan fokus pada misi utama, yaitu membangun bisnis yang etis dan terus memberi dampak positif bagi masyarakat," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Minggu malam.
Heni menilai berita viral yang menyudutkan dirinya di media sosial melibatkan banyak buzzer terkait persaingan bisnis antara pemilik skincare besar.
Alumnus S1 Farmasi dari Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (2010) dan Profesi Apoteker Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (2012) ini memulai usaha skincare sejak 10 tahun silam.
Melalui perusahaan maklon kosmetik dan farmasi PT Ratansha Purnama Abadi yang didirikannya, Heni tidak hanya memproduksi skincare yang inovatif, tetapi juga membantu jaringan ratusan seller di seluruh Indonesia untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis kecantikan mereka.
Bisnis rintisannya telah menciptakan lapangan pekerjaan, membantu pertumbuhan ekonomi dan mendukung para seller, terutama pelaku usaha kecil dan menengah untuk meraih impian mereka.
Heni mengungkapkan mayoritas seller yang bergabung adalah ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan sehingga dapat membiayai anak-anaknya sekolah.
"Saya bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan transformasi kaum Ibu dan membantu mereka menjadi lebih kuat dan mandiri," ujarnya.
Kesuksesan bisnisnya turut diimbangi dengan sumbangsih sosial kepada masyarakat, seperti membangun beberapa masjid di Jawa Barat demi menyediakan tempat ibadah yang layak bagi komunitas setempat.
Selain itu rutin melakukan kegiatan amal bagi masyarakat kurang mampu, sekaligus memberi edukasi tentang pentingnya kesehatan kulit, sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
"Saya yakin para pelanggan dan seller yang selama ini telah bekerja sama akan terus mendukung dan mempercayai nilai-nilai yang diusung oleh perusahaan," ucap pemilik merek Thera Beauty ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024