Madiun - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengapresiasi para siswa dan pengajar SMK Negeri 3 Kota Madiun yang telah menemukan mesin atau alat pengolah limbah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif. Hal ini disampaikan saat acara Pencanangan Gerakan Ramah Lingkungan Menuju Kemakmuran dan Pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai BBM Alternatif di Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPSA) Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Sabtu. Bersamaan dengan acara ini Gubernur juga memberikan bantuan mesin pengolah limbah sampah plastik menjadi BBM alternatif kepada 12 sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Timur. "Ini kelasnya sudah 'discovery'. Tidak ada kata yang paling tepat selain luar biasa. Mereka ini telah melakukan inovasi dengan mengubah sampah plastik yang selama ini beban menjadi energi," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mendukung pengembangan alat ini untuk memperkuat kelas menengah ke bawah masyarakat Jawa Timur dalam mengurangi angka kemiskinan. "Riset ini harus dibiayai untuk menjadi ekonomis dan digunakan untuk masyarakat. Temuan ini selaras dengan program Pemprov Jatim terkait penurunan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pembangunan kelas menengah," kata dia. Pihaknya menilai, dengan menggandeng Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan (KAPAL) Jawa Timur, temuan mesin pengolah limbah sampah plastik menjadi BBM alternatif akan semakin berkembang dan menyentuh masyarakat. "Untuk langkah awal, mesin tersebut akan diberikan kepada sejumlah SMK di Jawa Timur. Kedepan, penggunaan alat ini terus didorong untuk ditempatkan di pengolahan-pengolahan sampah yang ada," terang dia. Dari 12 SMK yang menerima bantuan mesin tersebut di antaranya, SMK Negeri Geger Kabupaten Madiun, SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun, SMK Negeri 5 Malang, SMK Negeri Jenangan Ponorogo, SMK Negeri Pilangkenceng Kabupaten Madiun, SMK Negeri 5 Kota Madiun, SMK Negeri 3 Gresik, dan SMK rajawali Malang. Sementara, Ketua KAPAL Jatim, Suparto Wijoyo, mengatakan, pemberian bantuan alat pengolah sampah plastik menjadi BBM alternatif ini selain bertujuan untuk gerakan ramah lingkungan juga untuk peningkatan kemakmuran hidup. "Sehingga harapannya dapat mengurangi jumlah sampah yang ada dan meningkatkan taraf hidup karena pengeluaran keluarga menjadi sedikit setelah menggunakan BBM alternatif," kata Suparto. Dipilihnya lokasi Madiun, lanjut Suparto, karena wilayah Madiun dinilai memiliki banyak potensi. Hanya saja, potensi yang ada baik alam maupun manusia belum digarap dengan maksimal sehingga sulit berkembang. Dalam kesempatan ini, juga dilakukan uji coba BBM dari sampah plastik hasil olahan Siswa SMK Negeri 3 Kota Madiun untuk mobil Esemka jenis "Sport Utility Vehicle" (SUV) hasil rakitan siswa SMK Rajawali Malang. Gubernur Jawa Timur Soekarwo terlihat berulang kali mengacungkan jempolnya saat mengendarai mobil tersebut. Selain pemberian bantuan mesin pengolah sampah plastik menjadi BBM alternatif, pada acara ini juga diberikan bantuan mesin pengolah sampah organik menjadi biogas kepada sejumlah masyarakat desa di Kabupaten Madiun yang dikoordinir oleh perangkat desanya. Sejumlah masyarakat desa yang menerima bantuan tersebut di antaranya, Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan, Desa Tempuran Kecamatan Wonoasri, Desa Pilangkenceng Kecamatan Pilangkenceng, dan Desa Madiun Kecamatan Madiun. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012