Presiden International Waqf Action Council (iWAQF) Mohd Ghazali Md Noor menyatakan Indonesia menjadi negara yang punya peran penting membumikan budaya wakaf yang sudah berjalan sejak masa lalu.

Mohd Ghazali Md Noor saat acara Global Waqf Conference (GWC) ke-12 yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya,  Malang, Jawa Timur, Selasa, menyatakan potensi wakaf muncul karena faktor populasi umat Islam di Indonesia yang menjadi terbesar di dunia.

"Tujuan menghidupkan budaya wakaf adalah warisan yang dirawat oleh umat sampai hari ini. Indonesia negara dengan populasi umat Islam terbesar, maka potensi wakaf itu ada di sini," kata Mohd Ghazali Md Noor.

Dia menyatakan jika potensi di Indonesia bisa dimaksimalkan melalui banyak jalan, salah satunya memanfaatkan keberadaan universitas untuk mengembangkan inovasi wakaf.

Lebih lanjut, kata Mohd Ghozali, melalui wakaf juga kehidupan masyarakat bisa sejahtera dan memajukan peradaban, tidak hanya untuk dalam negeri tetapi juga memberikan dampak bagi bangsa lain.

"Saya percaya Indonesia mampu memikul amanah," ujarnya.

Di tempat yang sama Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo menyatakan terus mengembangkan konsep dan manajemen pengelolaan wakaf.

Selain itu, memberikan edukasi bagi masyarakat umum terkait pentingnya wakaf bagi kemajuan peradaban.

"Wakaf ini salah satu konsep yang sangat bagus untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan, khususnya bidang sosial dan ekonomi," ucapnya.

Sementara, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Abdul Ghofar menjelaskan agenda GWC diikuti 200 peserta dari sejumlah negara akan dimanfaatkan untuk merumuskan konsep penanganan persoalan kemanusiaan yang kini sedang muncul.

"Tim ahli akan merumuskan konsep tentang persoalan di Gaza dan perang Lebanon Israel yang menimbulkan krisis kemanusiaan," kata Abdul Ghofar.

Hasil pembahasan kemudian akan diserahkan untuk dibahas secara luas di Jakarta.

"Hasil nanti kami serahkan ke global wakaf untuk dimusyawarahkan di Jakarta," tuturnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024